Pancasila Leitstar Indonesia Raya

Abbas Ibnu Assarani
Sekjenl DPP PA GMNI Dr Abdy Yuhana. (Foto:Istimewa)

Konsep hubungan individu dengan Negara yang sudah diakomodasi dalam UUD 1945 menjadi hal yang perlu diingatkan lagi karena dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah disepakati Konstitusi sebagai acuan bukan yang lain-hal ini sejalan dengan konsep Negara demokrasi konstitusional yaitu adanya jaminan dan perlindungan Hak Asasi Manusia.

Dalam menentukan staat ide bagi bangsa Indonesia, Hal menarik yang disampaikan oleh Moh. Hatta adalah pernyataanya, kalau Negara ini didasarkan pada Agama maka hanya berlaku bagi satu agama saja, oleh karenanya Hatta setuju dengan konsep Negara kebangsaan yang di dalamnya mengakomodasi semua Agama yang ada karena melihat realitas religiusitas yang ada di nusantara yang kemudian ditajamkan oleh Soekarno yang menyatakan, bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknyalah ber-Tuhan.

Tuhannya sendiri sesuai dengan agamanya. Maka, menjadi jelas tentang konsep Ketuhanan Yang Maha Esa yang dimaksud dalam Pancasila adalah Negara Indonesia mempercayai adanya Tuhan dan setiap warga negaranya untuk memiliki agama sesuai dengan keyakinannya masing-masing dan tentunya Negara perlu menjaminnya dengan memberikan kepastian rasa aman.

Pancasila sebagai leitstar (Bintang penuntun) bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan zaman adalah pilihan tepat. Sudah saatnya bangsa ini mengapresiasi kesepakatan para founding fathers dalam meletakan pondasi negara sekaligus menjadikan Pancasila sebagai falsafah negara yang menjiwai semua aspek kehidupan dalam berbangsa dan bernegara.

Tentunya kesadaran berbangsa dan bernegara perlu melihat potensi berdasarkan pada geopolitik yang ada. Dalam pandangan Soekarno, Geopolitik Indonesia merupakan satu kesatuan geografis yang melekat dengan jiwa bangsa. Sehingga relevan jika melihat resources yang dimiliki oleh bangsa Indonesia menjadi negara yang besar dan bersaing dengan negara maju lainnya.

Pada 2045 Indonesia genap berusia 100 Tahun Merdeka, dalam siklus zaman, perubahan adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa kita hindari. Saat ini perubahan dunia yang dikenal dengan era disrupsi yang akan mengiringi perjalanan bangsa Indonesia kedepan, Dalam mengimbangi dan mengikuti ‘irama’ global, maka perlu didorong dengan investasi dalam hal pengembangan Sumber Daya Manusia termasuk di dalamnya riset dan teknologi.

Editor : Abdul Basir

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network