BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Isu kesehatan di Indonesia yang kini terus dibahas adalah stunting. Rupanya masalah ini tidak hanya dibahas di era kiwari.
Sejak ratusan tahun silam, stunting pernah disinggung dalam naskah kuno Nusantara. Menurut Dosen Departemen Sejarah dan Filologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (Unpad), Elis Suryani Nani Sumarlina, beberapa naskah Sunda, baik kuno (bihari) maupun peralihan/klasik (kamari), dan masa kini (kiwari) ada yang terkait dengan pengetahuan anti-stunting.
Salah satu naskah yang menjelaskan stunting yaitu Sanghyang Titisjati Pralina. Elis mengatakan, beberapa isi dari naskah ini yaitu mengungkap cara perawatan, pemeliharaan serta penanggulangan anak sejak dalam kandungan sampai remaja.
“Salah satunya agar kondisi di mana tinggi badan seorang ‘anak’ tidak pendek dibanding tinggi badan orang lain seusianya, dalam arti agar anak tidak gagal tumbuh kembang. Hal ini pun disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang diterima oleh janin/bayi dalam kandungan, hingga masa awal anak lahir,” kata Elis dalam keterangannya, Jumat (30/6/2023).
Dalam naskah Sanghyang Titisjati Pralina, beberapa judul mantra pengobatan antara lain Jampe Keur Kakandungan, Jampé Tujuh Bulan, Ngajampé nu Kakandungan, Jampé ngalahirkeun/Jampé Orok Medal, Jampé Motong Tali Ari-Ari, Jampé Ngaranan Orok, Jampé Kandungan nu Elat Lahir, Jampé Tampek, Jampé Lamun Orok Ceurik baé, Jampé Lamun Orok Harééng, Jampé Meuseul Orok, Jampé Nyeri Beuteung, dan sebagainya.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait