"Pengamat dan warga sama-sama mempertanyakan motivasi di balik dugaan penyimpangan ini dari kerangka kerja awal Koalisi Perubahan," ujarnya.
Seiring dengan perkembangan lanskap politik yang terus berubah, dia menuturkan, masih harus dilihat bagaimana dugaan pengkhianatan ini akan memengaruhi proses pemilihan mendatang dan iklim politik yang lebih luas. Sebab, perhatian publik saat ini tertuju pada respons dari pihak-pihak yang terkait, berikut respons dan klarifikasi dari Anies Baswedan.
Sementara itu, sambung Nanat, dirinya sangat menyesali sikap Anies Baswedan yang hanya manut saja ketika Surya Paloh merubah arah koalisi. Sebab, komitmen yang telah dibangun hampir satu tahun dikhianati begitu saja.
"Sangat disayangkan Anies Baswedan tidak dapat menjadi contoh baik bagi generasi muda, malahan Anies Baswedan akan diingat dalam catatan sejarah sebagai sosok pengkhianat. Akan sulit kembali membawa Anies Baswedan ke tengah masyarakat, membawa kembali kepercayaan masyarakat terhadap Anies," tegasnya.
"Betul kata pepatah bilang, perubahan dan perbaikan itu akan terlaksana jika pemimpin gerbongnya masih mempunyai nilai dalam dirinya. Saya kira Anies Baswedan tidak mempunyai nilai-nilai tersebut, dan tidak lebih dari calon pemimpin boneka," tandasnya.
Diketahui sebelumnya, publik sempat dikagetkan dengan kabar bahwa Ketum NasDem Surya Paloh akan memasangkan Anies Baswedan dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar sebagaimana yang disampaikan Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky pada Kamis (31/8/2023) (*)
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait