Maka dari itu, Andreas mengatakan, diskusi tersebut bukan hanya pemantik bagi para aktivis untuk membuat perubahan. Namun juga sarana konsolidasi para aktivis yang memiliki kesamaan preferensi politik, yakni mendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.
"Karena kami berlatar belakang aktivis, Gus Muhaimin berlatar belakang aktivis, lalu Anies Baswedan juga berlatar belakang aktivis, ada satu konklusi yang kami berikan, yakni aktivis yang memilih aktivis dan kemudian menjadi awal konsolidasi kami-kami sekarang," terangnya.
Di tempat sama, Ketua DPW PKB Jabar, Syaiful Huda yang hadir sebagai narasumber mengungkapkan, indeks demokrasi Indonesia terus menurun. Salah satu indikatornya adalah melemahnya kegiatan civil society hingga persekusi kepada pihak yang dianggap vokal.
"Aktor-aktor demokrasi kita tidak dapat panggung yang sesungguhnya. Orang baru beropini dianggap sudah bersikap," beber Huda.
Menurut Huda, persoalan tersebut kian rumit seiring terbitnya regulasi yang mencederai demokrasi, seperti keberadaan UU ITE. Karenanya, ia sangat mendukung aturan tersebut direvisi, khususnya kaitan pasal-pasal karet karena mengancam demokrasi.
"Itu (UU ITE) tidak sehat bagi demokrasi kita. Jadi saya kira memang perlu direvisi, supata indeks demokrasi kita semakin baik ke depan. Komitmen itu sudah ada di pasangan AMIN ini," pungkasnya. (*)
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait