BANDUNG BARAT,Inews Bandungraya.Id - Pemda Kabupaten Bandung Barat (KBB) menargetkan dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat hingga ke pelosok desa. Untuk itu Dinas Kesehatan KBB terus mengintensifkan program jemput bola ke masyarakat yang membutuhkan penanganan medis.
Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Widjajanto mengatakan, sesuai instruksi dari Pj Bupati agar pelayanan kesehatan terus ditingkatkan ke masyarakat. Salah satunya dengan mengoptimalkan tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, dan bidan dengan untuk pro aktif turun ke masyarakat.
"Secara periodik, petugas Puskesmas kami melakukan pendataan keluarga sehingga bisa terdiagnosa potensi penyakit yang ada. Itu jadi bahan bagi petugas kami untuk pro aktif melakukan pemeriksaan, jika penyakitnya kronis nanti bisa dirujuk ke RSUD yang ada di KBB," ucapnya, Rabu (27/9/2023).
Program jemput bola ke masyarakat ini sudah berjalan dan semakin diintensifkan. Seperti pada Selasa (26/9/2023) kemarin, petugas kesehatan mendatangi kediaman keluarga Lilis (52) di Kampung Randukurung RT 03/10, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngampah. Dia didiagnosa mengalami Gangren Manus Dextra di tangannya dan di rujuk ke rumah sakit untuk kontrol ke poli bedah ortopedi.
Kemudian layad rawat ke pasien dilanjutkan ke rumah Komah (82) di Kampung Randukurung RT 03/10, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngampah. Dia mengeluh pusing berat dan setelah diperiksa oleh dokter tekanan darah pasien sangat tinggi yaitu 220/180 mmHg dan didiagnosa stroke haemoragic. Komah lalu dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
"Kami maksimalkan 32 Puskesmas dan 3 RSUD yang tersebar di wilayah KBB untuk bisa mendukung program ini. Sebab data warga sakit itu dinamis, yang sekarang sehat bisa saja besok sembuh atau sebaliknya. Makanya Puskesmas kami siapkan dan bila perlu dirujuk ke RSUD, juga siap," imbuhnya.
Pihaknya tidak ingin ada masyarakat yang sakit, kemudian tidak terdeteksi dan terlayani oleh petugas. Mengingat potensi masalah kesehatan sekecil apapun seperti darah tinggi, diabetes, dan penyakit lainnya jika tidak dikendalikan sejak dini bisa menjadi penyakit kronis berbahaya seperti jantung dan stroke. Sehingga dengan program ini Dinkes ingin melakukan upaya preventif dengan mencegah masyarakat sakit.
Lebih lanjut dikatakannya, pendataan layad rawat dan pemeriksaan terus dilakukan secara periodik. Termasuk menghadapi kondisi darurat masyarakat yang tidak terjadwal, ketika tiba-tiba ada laporan masyarakat sakit mendadak yang harus ditangani. Bukan hanya penanganan medisnya saja tapi juga memastikan soal layanan BPJS Kesehatannya, agar ketika dirujuk ke rumah sakit tidak ada kendala.
"Kesehatan adalah kebutuhan dasar masyarakat, kami akan bekerja maksimal supaya pemerintah bisa hadir di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan," ucap Hernawan.
Seperti diketahui Pj Bupati Bandung Barat Arsan Latif seusai sertijab memimpin KBB pekan lalu, menginginkan agar semua pejabat termasuk camat di KBB tidak hanya mendengar, tapi juga merasakan denyut nadinya masyarakat. Jangan sampai ada rakyat yang kelaparan tidak diketahui atau ada rakyat yang sakit tidak tertangani.
"Tugas saya adalah melanjutkan pemerintahan, yang tidak akan berhenti ketika terjadi pergantian pimpinan. Serta bisa merasakan denyut nadinya masyarakat, agar tak satupun kejadian di masyakat yang tidak diketahui," tuturnya. (*)
Editor : Rizki Maulana
Artikel Terkait