"Ini bagian dari salah satu cara mengekspresikan rasa bersyukur, cinta dan kerinduan yang mendalam kepada Rasulullah Saw," jelasnya.
Terkait adanya penampilan budaya Sunda dan budaya Tionghoa, Hasyim mengatakan, hal ini untuk menyampaikan suatu pesan bahwa perbedaan tidak menghalangi kita untuk tetap bersama-sama mencintai Rasulullah SAW.
"Acara ini menyampaikan suatu cerita yang terbangun tentang Rasul, dimana beliau adalah suri tauladan bagi kita," katanya.
Acara ini juga dihadiri Guru Gembul Cendikiawan dari Jawa Barat, Deni Ahmad Haedari Ketua PW Ansor Jawa Barat, Reza Arfah Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat, serta Rosihan Fahmi dari Pengurus Pondok Pesantren Persis Manba'ul Huda.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait