Di TPS tersebut, diterapkan pengolahan menggunakan mesin gibrig dan mesin crusher atau pencacah anorganik. Sampah akan dipilah lebih lanjut, sampah organik akan dicacah dan dijadikan pakan maggot, plastik low value akan dicacah menjadi RDF yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti batu bara.
Dengan pendekatan tersebut, Pemkot Cimahi mampu menangani kurang lebih 77 ton sampah per hari, sisanya masih dikirim ke TPA Sarimukti.
Dicky mengungkapkan, dengan dioperasikan TPST Santiong dan TPST Lebak Saat yang merupakan bantuan melalui program ISWMP dari Kementerian PUPR, maka pada tahun 2024 Kota Cimahi akan mampu mengolah sisa sampah sebesar 50 ton per hari yang belum dapat ditangani secara mandiri. Luas TPST Santiong yang mencapai 0,5 hektar dengan kapasitas tampung sampah 50 ton per hari.
"Dengan keberadaan TPTS Santiong, Kota Cimahi akan mampu mengelola sampah sendiri. Ke depannya tidak akan bergantung lagi pada TPA, pengelolaan sampah selesai di Kota Cimahi. Insya Allah target tahun 2025, Cimahi dapat mencapai Zero to landfill, tidak memerlukan TPA lagi," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait