Berdasarkan outlook pasca pandemi Covid-19, kata Erick, kondisi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif akan terus menunjukan tren positif. Karena itu, Indonesia harus menyiapkan strategi agar sektor parekraf ini terus tumbuh.
"Kita lihat sekarang dengan adanya pembangunan IKN, bonus demografi dimana 70 persen penduduk Indonesia berada pada usia produktif, tantangan keberlanjutan lingkungan, dinamika ekonomi sosial dan politik global, tanpa adanya penajaman strategi serta orientasi target yang berkelanjutan dan daya tarik sektor pariwisata Indonesia tidak mungkin justru akan tergerus oleh negara negara Asia Tenggara yang juga tengah gencar menggenjot sektor pariwisata mereka," tuturnya.
Erick juga mendorong, untuk mengoptimalkan strategi dalam menggaet turis mancanagera untuk berwisata ke Indonesia.
"Misalnya lebih berfokus pada turis internasional yang masuk kategori sebagai highspender, negara Uni Eropa seperti Prancis, Belgia, Swiss dan lain lainnya termasuk Amerika dan lain lainnya dan tentu dapat membawa domino efek ekonomi yang lebih besar terhadap Indonesia," katanya.
Bersama dengan Kemenparekraf, kata Erick, pihaknya berkomitmen untuk bersama-sama mendukung pengembangan 5 destinasi wisata super prioritas dan beberapa wilayah lain dengan mendorong penguatan kinerja pariwisata 2024.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait