Analisis Pakar ITB terkait Gempa Bumi Guncang Sumedang: Waspadai 3 Hal Ini

Agus Warsudi
Ilustrasi gempa bumi. (Foto: Ilustrasi/Pixabay)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Gempa bumi empat kali mengguncang Kabupaten Sumedang pada Minggu (31/12/2023). Gempa pertama berkekuatan magnitudo 4,1, kedua 3,4, ketiga 4,8, dan keempat 4,5, Minggu (31/12/2023). Pakar kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) sepakat dengan PVMBG bahwa gempa dipicu Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Irwan Meilano ST MSc mengatakan, berdasarkan keterangan resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Badan Geologi (PVMBG), gempa bumi tersebut diperkirakan terjadi karena aktivitas Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

"Saya setuju dengan apa yang telah disampaikan oleh Badan Geologi. Kemungkinan ada sumber gempa di sana, yakni, aktivitas dari Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Namun, masih perlu dicari untuk detail parameter sumber gempa, panjang, tingkat aktivitas, maksimum magnitudo, dan lain sebagainya," kata Dekan FITK ITB, Senin (1/1/2024).

Di Indonesia, ujar Irwan Meilano, terdapat berbagai lembaga yang tergabung dalam Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen), ITB termasuk salah satu di antaranya. ITB dan lembaga terkait bersama-sama mencari parameter dari sumber-sumber gempa baru untuk mengidentifikasi lebih detail mengenai gempa bumi di Sumedang.

"Belajar dari gempa yang terjadi di Sumedang, kami akan mencari parameter yang lebih detail. Kemungkinan nanti akan dimasukkan ke dalam sumber-sumber gempa baru yang terjadi di Indonesia," ujar Irwan Meilano.

Selain itu, tutur dia, yang patut menjadi perhatian adalah kekuatan gempa yang tidak terlalu besar tapi dapat menimbulkan dampak kerusakan yang signifikan sehingga harus diwaspadai. "Terdapat tiga hal yang menjadi concern.

Pertama, ternyata ada sumber gempa yang tidak terlalu besar dari magnitudonya, namun ternyata cukup dangkal kedalamannya. Kedua karakteristik lapisan tanah di Jawa Barat mengandung vulkanik sehingga dapat meningkatkan guncangan gempa," ujar dia.

"Hal inilah yang membuat gempa dengan kekuatan yang kecil tapi guncangannya terasa keras di permukaan," tutur Irwan Meilano.

Ketiga, kata Dekan FITK ITB, kondisi geografis Sumedang dan sekitarnya yang memiliki banyak penduduk dan telah dipadati bangunan, dapat berpotensi menimbulkan banyak kerusakan saat terjadi bencana. Karena itu, Irwan meminta masyarakat mewaspadai potensi bencana gempa yang walaupun kekuatannya tidak terlalu besar tapi tetap dapat menimbulkan dampak kerusakan.

"Ini perlu menjadi pembelajaran, khususnya bagi masyarakat di Jawa Barat. Sebab, pernah ada kejadian mirip, yakni, gempa Cianjur pada November 2023 lalu. Meski kekuatannya berbeda, tapi tetap memberikan kerusakan signifikan," ucap Irwan Meilano.

Diketahui, gempa bumi tektonik dangkal yang mengguncang Sumedang terasa hingga Bandung, Subang, Garut, Cirebon, dan beberapa kawasan lain di Jawa Barat. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, lokasi gempa berada di koordinat 6.85 derajat Lintang Selatan (LS) dan 107.94 derajat Bujur Timur (BT).

Gempa bumi itu berkedalaman 5 kilometer (km). Sementara itu, pusat gempa berada di 2 km Timur Laut, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. BMKG pun mencatat gempa empat kali mengguncang Sumedang pada Minggu 31 Desember 2023 dan Senin 1 Januari 2024.

Gempa pertama terjadi pada pukul 14.35 WIB dengan kekuatan M 4,1 serta kedalaman 7 kilometer. Pusat gempa berada di 1 km Timur Laut Kabupaten Sumedang. Kemudian gempa kedua terjadi saat 15.38 WIB dengan kekuatan M 3,4 serta kedalaman 6 km.

Sedangkan pusat gempanya berada di 1 kilometer Timur Laut Kabupaten Sumedang. Gempa ketiga dengan kekuatan M 4,8 terjadi pada pukul 20.34 WIB. Pada Senin (1/1/2024) pukul 20.46 WIB gempa susulan mengguncang Kabupaten Sumedang dengan kekuatan M 4,5 dan kedalaman 10 km.

Pusat gempa berada 4 kilometer sebelah Utara Kabupaten Sumedang. Akibat rentetan gempa bumi tersebut, ratusan bangunan di Kabupaten Sumedang mengalami kerusakan. Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman menyebut sekitar 138 unit rumah rusak ringan dan 100 unit rumah rusak berat. Bahkan, RSUD Sumedang pun menjadi salah satu bangunan yang terdampak gempa. Sehingga ratusan pasien harus dievakuasi.

Editor : Ude D Gunadi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network