Mereka terpilih dari 185 putra-putri terbaik Riau yang mendaftar dan telah melalui berbagai tahapan seleksi mulai dari seleksi administrasi, tes potensi akademik (TPA), wawancara latar belakang peserta, dilanjut dengan mentoring dan coaching (pelatihan) dari pekerja PHR dan membuat proposal terkait gagasan soal minyak dan gas (migas), hingga tahap akhir yakni presentasi konsep pemikirannya soal migas di depan para ahli.
“Doa dan restu keluarga membuat saya mampu meraih impian. Saya harap dengan menuntut ilmu ke negeri Paman Sam, banyak hal yang bisa saya pelajari, ada banyak pengalaman yang bisa saya ambil. Hingga ketika lulus nanti, saya bisa kembali ke Indonesia, mengimplementasikan berbagai ilmu serta pengalaman yang saya peroleh untuk berkontribusi bagi Riau dan PHR,” kata Tasya.
Sama halnya dengan Tasya, Bunga mengungkapkan, tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas yang diberikan oleh PHR.
“Ketika saya punya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan magister yang diberikan secara gratis oleh PHR, maka itu menjadi sebuah tanggung jawab untuk harus kembali dan memberikan manfaat untuk sekitarnya, khususnya Provinsi Riau,” ucap Bunga.
Sementera itu, Corporate Secretary PHR, Rudi Ariffianto berpesan, kepada Tasya dan Bunga supaya mampu memanfaatkan beasiswa yang diberikan dengan membawa hasil yang maksimal, mulai dari prestasi dan relasi untuk menunjang pembangunan negeri ini.
“Kalian adalah kebanggaan bahkan representasi PHR dan Riau. Jadi, jangan menyia-nyiakan beasiswa yang diraih ini. Bawa prestasi dan bangun relasi dengan banyak orang hebat di sana untuk pengembangan diri kalian. Dengan begitu, kalian dapat kembali ke Riau dan siap untuk menjadi agen pembangunan negeri ini,” tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait