CIMAHI, iNewsBandungRaya.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Cimahi pada tahun 2023 mengalami penurunan dibandingkan dua tahun sebelumnya.
Kepala Disnaker Kota Cimahi, Asep Jayadi mengatakan, pada tahun 2021, TPT di Kota Cimahi sebesar 13,07%, tahun 2022 sebesar 10,77% dan tahun 2023 turun jadi 10,52%.
"Kalau dari angka itu berdasarkan data BPS angka pengangguran terbuka di Kota Cimahi ada penurunan," ucap Asep, Kamis (25/1/2024).
Meski ada penurunan, namun TPT di Kota Cimahi malah menempati urutan pertama di Jawa Barat.
"Untuk tahun 2023 angka pengangguran terbuka di Kota Cimahi 10,52 persen atau 33.192 orang. Informasinya jadi yang tertinggi di Jawa Barat," ungkapnya.
Asep mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat angka pengangguran di Kota Cimahi masih ada di Kota Cimahi. Pertama, jumlah tenaga kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan.
"Kedua, kurang keterampilan yang dimiliki ketiga kemajuan teknologi yang menggantikan tenaga kerja manusia. Contoh di PT Chitose, awalnya pekerjaan dilakukan 10 orang namun karena teknologi akhirnya bisa dikerjakan dengan 3 orang," katanya.
Kemudian penyebab lainnya karena resesi ekonomi global yang berdampak terhadap perusahaan di Kota Cimahi yang didominasi garmen dan tekstil. Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap produktifitas perusahaan yang mengalami kekurangan order.
"Dampaknya ya order jadi terbatas yang mempengaruhi terhadap jam kerja. Misalnya biasanya seminggu kerja 6 hari, jadi 3 hari, bahkan ada yang sampai merumahkan pekerjanya. Kemudian adanya perdagangan bebas terkait barang impor ilegal juga berdampak," jelasnya.
Asep mengatakan, berdasarkan hasil analisis pihaknya bersama akademisi adanya kesenjangan antara jurusan di sekolah kejuruan dengan industri yang ada di Kota Cimahi.
Dia menambahkan, di Kota Cimahi ada 24 SMK, rinciannya 22 SMK mayoritas berhubungan dan Informasi dan Tekonolgi (IT) dan sisanya adalah tata boga serta tata busana. Kondisi itu kurang selaras dengan industri di Kota Cimahi yang bergerak di bidang garmen dan tesktil.
"Cimahi jumlah pabrik banyak tapi kenyataannya banyak pengangguran salah, satunya lulusan SMK jadi ada kesenjangan," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait