BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Idealnya suatu lingkungan yang dihuni oleh penduduk memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dapat mendukung keberlangsungan hidup hingga generasi berikutnya.
Sumber daya alam yang dapat mendukung keberlangsungan hidup manusia, contohnya Air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari seperti mandi, mencuci baju, minum, kakus, mengairi sawah, beternak ikan dan masih banyak lagi.
Tidak semua lingkungan memiliki sumber air yang baik, daerah Kampung Cirateun dahulu termasuk salah satu daerah yang mengalami krisis air karena Kampung Cirateun berada di daerah perbukitan yang mana tidak terdapat sumber air baik air sungai, air sumur, atau mata air. Dahulu pertanian di daerah kampung Cirateun hanya bisa mengandalkan curah hujan.
Pernah dilakukan percobaan menggali sumur untuk mencari sumber mata air, namun hasilnya nihil. Yang keluar dari hasil galian tersebut bukanlah air, melainkan gas beracun yang berbahaya bagi warga Cirateun.
Disaat kesusahan melanda Kampung Cirateun, datanglah seorang Eyang yang dikenal sebagai Eyang Ngabeui. Beliau datang ke Kampung Cirateun dan mengatakan bahwa dia adalah utusan seseorang untuk mengakhiri kegersangan Kampung Cirateun ini. Dibantu oleh beberapa Eyang lainnya yaitu, Eyang Andu, Eyang Lurah, Eyang Tempang, Eyang Sebermaen, Eyang Jampereng Koneng, Dan Eyang Euyeub, Eyang Ngabeui membuat terowongan air dengan cara memahat cadas gantung hanya menggunakan alat seadanya.
Hal ini sebenarnya sempat menjadi bahan ledekan karena mana mungkin tebing yang begitu besar nya bisa dipahat hanya dengan alat seadanya seperti palu dan paku besar.
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait