BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Tradisi membagikan angpao atau amplop merah berisi uang tentu sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Tahun Baru Imlek di masyarakat Tionghoa. Memberikan angpao bukan sekedar tanda terima kasih dan kebaikan, namun juga mematuhi seperangkat kode etik yang diwariskan secara turun-temurun.
Memberi angpao biasanya menjadi hal yang paling mengasyikkan bagi banyak orang. Karena sebagian besar isinya adalah uang. Berakar dari masa Dinasti Han hingga Dinasti Song, pemberian uang dalam amplop merah telah menjadi simbol keberuntungan, kemakmuran, dan diyakini sebagai perlindungan dari roh jahat.
Mengacu pada kata ‘hong bao’ yang memiliki arti kantong merah, dikaitkan pemberian angpao ini melambangkan kebaikan yang akan selalu menyertai penerima angpao sepanjang tahun ini. Namun pada saat itu, amplop merah disebut ‘ya sui qian’ dan digunakan untuk memberi ucapan selamat kepada anak-anak dan anggota keluarga lainnya selama perayaan Tahun Baru Imlek.
Umumnya, anak-anak dan para cucu memberikan ucapan selamat kepada orang tua dan kakek-neneknya. Sebagai imbalan, kakek-nenek dan orang tua memberikan anak-cucu mereka amplop merah berisi uang, mengucapkan semoga mereka beruntung di tahun baru.
Tetapi tidak hanya sekedar memberi amplop berisi uang saja, pemberian amplop ini diketahui mempunyai aturan tersendiri yang haru dipatuhi. Berikut merupakan etika dalam memberi angpao saat Imlek.
Memasukkan Uang Baru
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait