“Kan banyak juga kader –kader muda dari partai politik yang mengambil peran dalam ajang pemilu 2024 ini, itu juga bisa jadi kemungkinan yang bikin deket sama para generasi z dengan mengambil hak suaranya,"tambah Marshanda.
Medsos bukan lagi berlaku untuk “one man one vote” sebab, satu orang bisa mempunyai kekuasaan yang sama dengan ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang, terutama kandidat terkemuka. Oleh karena itu, media sosial merupakan sarana pertukaran ide yang efektif dimana berbagai ide dapat disebarkan dengan cepat dan tanpa batasan.
Platform-platform media sosial seperti Twitter, Instagram dan TikTok juga menjadi tempat utama bagi para generasi z untuk bahan berdiskusi mengevaluasi keandalan dan integritas para paslon ataupun para lembaga legislatif baik di tingkat daerah maupun pusat. Media sosial menjadi tempat tercepat bagi mereka untuk melihat langsung respons dan pandangan terhadap pilihannya.
Dalam prosesnya, kesuksesan strategi ini juga besar dimanfaatkan karena dengan akses mudah ini, informasi dan interaksi langsung dengan para pemimpin contohnya, memberikan kesempatan untuk terlibat secara langsung dalam proses politik.
Tentunya efektivitas jelas ada dalam kampanye politik yang dilakukan di media sosial dibandingkan dengan kampanye umum. Yang mana dalam media sosial menawarkan jangkauan dan target yang lebih luas dengan dasar minat dan perilaku online. Sedangkan proses kampanye langsung cenderung lebih terfokus pada interaksi tatap muka dan kegiatan-kegiatan di lapangan.
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait