Direktur Program Pasca Sarjana Ilmu Politik Unpad ini juga mengaku terkesan dengan pernyataan pengunduran diri Marsekal TNI (Purn) R. Soerjadi saat ada penyerangan oleh anak buahnya untuk makar.
"Saat serangan ke istana, beliau mengajukan pengunduran diri walaupun ditolak oleh Presiden saat itu," ujarnya.
Melihat seluruh jasanya terhadap TNI Angkatan Udara, kata Muradi, tidak ada alasanya untuk tidak memberikan gelar pahlawan nasional kepada Marsekal TNI (Purn) R. Soerjadi.
"Beliau tentara yang profesional, lahir dari masyarakat, ia pernah aktif di BREDA (Akmilnya Belanda), belajar otodidak soal pesawat, pernah jadi polisi, jadi salah satu pendiri polisi militer, dan beliau ini paham jadi tentara maka ruang lingkupnya terbatas," jelasnya.
"Jadi ketika beliau selesai jadi tentara, beliau masih aktif dengan kegiatan tersebut, memang itu menjadi hobi, karena basic beliau itu Angkatan Darat, sekolahnya di Akmil AD, bukan AU. Di Angkatan Udara itu justru karena beliau hobi dan punya kesenangan terhadap dunia kedirgantaraan. Beliau juga background keturunannya Kanoman Cirebon," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait