BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Film horor masih menjadi salah satu tontonan favorit masyarakat Indonesia. Sebagai buktinya, hampir setiap bulannya selalu ada lebih dari dua film horor lokal yang rilis di bioskop Tanah Air.
Hal ini pun terjadi karena jumlah penonton dari film genre horor lokal yang pada dasarnya selalu mendominasi, dan terbilang mudah meraih lebih dari sejuta penonton.
Namun, di balik kejayaan genre horor di Indonesia, tak jarang ada film horor yang justru menuai kontroversi di masyarakat. Alasan munculnya kontroversi tersebut pun berbagai macam, dan tak jarang membuat masyarakat sampai memboikot filmnya.
Kontroversi ini bahkan ada yang muncul jauh sebelum filmnya tayang di bioskop. Lantas, film apa saja yang dimaksud?
Berikut film horor Indonesia yang menuai kontroversi, dilansir dari laman Kincir, Senin (20/5/2024).
1. Pocong
Mungkin banyak dari kamu yang sudah enggak asing lagi dengan film Pocong 2 (2006) yang cukup terkenal pada tahun perilisannya. Namun, tahukah kamu bahwa film yang naskahnya ditulis oleh Monty Tiwa itu enggak pernah punya film pertamanya?
Ya, nyatanya hal ini benar karena film Pocong dicekal meskipun telah menyelesaikan proses produksi pada 2005. Faktor yang membuat film pertamanya dilarang tayang adalah karena adegannya yang terlalu mengerikan serta vulgar
Mulai dari momen kekerasan saat kerusuhan Mei 1998 yang ditakutkan membuka luka lama penonton hingga adegan pemerkosaan yang ditampilkan secara brutal. Kontroversi yang melibatkan film ini pun terjadi dengan pihak Lembaga Sensor Film (LSF), bukan hanya masyarakat.
Rudi Soedjarwo selaku sutradaranya mengatakan bahwa mustahil untuk merevisi naskahnya atau menghapus adegan tersebut hanya untuk ditayangkan di bioskop. Sebab, sejumlah momen yang terkena masalah dengan LSF merupakan elemen yang penting bagi plot filmnya.
Akhirnya, mereka merelekan film pertamanya dan berfokus untuk mempercepat proses produksi dari film Pocong 2 dari yang awalnya direncanakan rilis pada 2007.
2. Suster Keramas
Film horor komedi Indonesia ini sempat sempat menimbulkan kontroversi, khususnya di Kalimantan Timur oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Samarinda. Sebab, film ini dianggap akan merusak moral penontonnya karena memiliki konten yang berbau porno.
Apalagi, film ini juga melibatkan bintang film porno asal Jepang sebagai salah satu pemainnya, yaitu Rin Sakuragi.
Produser Maxima Pictures, Ody Mulya, mengklarifikasi bahwa adegan porno yang ada pada film Suster Keramas hanya menggambarkan fantasi pemuda berandal setelah melihat seorang perempuan Jepang. Judulnya juga bukan penggambaran aktivitas sensual, tapi berdasarkan kisah nyata tentang hadirnya sosok perawat yang rambutnya terlihat selalu basah.
3. Siksa Neraka
Disutradarai oleh Anggy Umbara, Siksa Neraka merupakan adaptasi dari komik berjudul sama yang sukses membuat anak-anak generasi 1990-an ketakutan. Pasalnya, kita bisa melihat berbagai macam jenis siksaan di Neraka setelah seseorang meninggal berdasarkan dosa yang mereka lakukan sewaktu hidup.
Meski mendapat ulasan yang negatif, film Siksa Neraka berhasil meraih keuntungan besar dengan menggaet jutaan pentonton di bioskop. Kesuksesan ini kemudian membuat filmnya direncanakan rilis di bioskop Malaysia dan Brunei Darussalam pada awal 2024.
Sayangnya, rencana ini gagal beberapa waktu sebelum perilisannya di kedua negeri tetangga tersebut. Ya, film Siksa Neraka dilarang tayang di Malaysia dan Brunei karena menampilkan visual Neraka dan adegan penyiksaannya mengacu pada Al-Qur’an.
Penggambaran Neraka tersebut dianggap kontroversial karena haram untuk ditampilkan, walau hanya merupakan sebuah mimpi, sehingga filmnya mengalami pencekalan. Pihak Dee Company selaku rumah produksi film Siksa Neraka pun tidak keberatan dengan pencekalan ini dan menghargai keputusan tersebut.
4. Vina: Sebelum 7 Hari
Vina: Sebelum 7 Hari bisa dibilang menjadi salah satu film horor Indonesia paling kontroversial pada 2024 ini. Kontroversi yang berkaitan dengan film ini bahkan sudah ada sejak proyek filmnya pertama kali diumumkan oleh Dee Company.
Hal ini karena kisah dari film ini diangkat dari tragedi mengenaskan yang menimpa remaja berusia 16 tahun bernama Vina Dewi Arsita di Cirebon pada 2016.
Kontroversi pertama muncul dari masyarakat karena pihak Dee Company dianggap tidak etis telah menjadikan tragedi mengenaskan seseorang sebagai sebuah film komersil. Bahkan, sejak awal sudah banyak masyarakat yang ingin memboikot film ini.
Namun, pihak Dee Company beralasan bahwa mereka sudah mendapat izin dari pihak keluarga mendiang Vina untuk mengangkat cerita filmnya.
Kontroversi kedua muncul setelah filmnya tayang akibat adanya adegan pemerkosaan mendiang Vina yang ditampilkan dengan mengganggu. Tak sedikit masyarakat yang mengecam LSF karena telah membolehkan adegan mengenaskan tersebut untuk tetap ada di filmnya.
Namun, pihak LSF menganggap bahwa adegan pemerkosaan di film Vina masih dalam batas wajar, karena tidak ada unsur ketelanjangan dan tidak dieksploitasi berlebihan.
5. Kiblat
Film horor Indonesia yang satu ini sebenarnya baru merilis trailer saja pada 2024, dan tanggal tayangnya masih belum terungkap. Namun, dari trailernya tersebut saja, film Kiblat sudah menuai kontroversi dari berbagai pihak, baik masyarakat ataupun lembaga keagamaan, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Pasalnya, film ini dianggap menggunakan agama sebagai media untuk menakut-nakuti penonton. Selain itu, poster film Kiblat juga memperlihatkan sosok yang sedang kesurupan dan menghadap arah kiblat yang salah sehingga dianggap menghina Islam.
Pihak MUI pun menganggap film ini telah memainkan agama pada poster dan judul filmnya demi bisa mendapatkan keuntungan. Pihak MUI bahkan sempat meminta agar film Kiblat langsung diturunkan ketika rilis di bioskop.
Namun, setelah melakukan pertemuan dengan pihak Leo Pictures selaku rumah produksi Kiblat, pihak MUI akhirnya membolehkan film ini tayang. Pihak Leo Pictures pun sudah mengeluarkan pernyataan maaf dan berjanji akan mengubah judul serta poster dari film Kiblat.
6. Arwah Goyang Karawang
Arwah Goyang Karawang mungkin bisa disebut sebagai film Indonesia paling kontroversial pada awal era 2010-an. Salah satu kontroversi dari film ini adalah munculnya video perkelahian antara Julia Perez serta Dewi Perssik selaku bintang utama di lokasi syuting film ini.
Keduanya pun saling lapor polisi yang kemudian berujung pada hukuman penjara selama tiga bulan kepada mereka. Lalu, kontroversi lain juga muncul dari judul filmnya.
Sebab, judul film ini dianggap melecehkan masyarakan wilayah Karawang. Bahkan, sejumlah warga Karawang ada yang sampai mendemo kantor LSF untuk menuntut agar judul film ini diganti. Pada akhirnya, judul film ini pun berganti menjadi Arwah Goyang Jupe-Depe ketika rilis di bioskop pada 2011.
7. Pocong Mandi Goyang Pinggul
Kontroversi yang menimpa film horor lokal yang satu ini sebenarnya enggak jauh berbeda dengan film Suster Keramas. Sebab, film Pocong Mandi Goyang Pinggul dianggap merusak moral karena menampilkan Sasha Grey selaku bintang film porno asal Amerika Serikat sebagai salah satu pemainnya.
Front Pembela Islam (FPI) pun menjadi salah satu pihak masyarakat yang menentang keras perilisan film ini. FPI bahkan sempat melakukan demo di kantor rumah produksi K2K dan juga melempari telur sebagai bentuk protes terhadap film ini.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait