“Untuk kedepannya, diharapkan agar peserta bisa juga berasal dari National Regulatory Authority (NRA) atau Badan Pengawasan Obat dan Makanan, untuk kita dorong kerjasama reliance dalam registrasi produk, sebagai upaya dalam meningkatkan efisiensi regulatory oversight obat termasuk vaksin antara Indonesia dan negara negara OKI,” tambah Iin.
Dalam kurun 04 – 12 Juli 2024 di Bio Farma, peserta akan mendapatkan pembelajaran mengenai beberapa materi diantaranya tentang Virologi, pengembangan vaksin virus, pengembangan produk Biotechnology, serta pembuatan vaksin halal hingga pemanfaatan Internet of Things (IoT)untuk distribusi vaksin serta aspek-aspek dan regulasi Good Manufacturing Practices (GMP) dalam produksi vaksin.
Setelah mendapatkan pelatihan di Bio Farma, para peserta program ini akan melanjutkan studi di Laboratorium Sentral Universitas Padjadjaran di Jatinangor.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait