"Kemudian juga di bulan Juli ini tutupan awan konvektif signifikan ataupun juga tutupan awannya berkurang. Sehingga untuk siang hari panas matahari yang dipancarkan itu maksimum, kemudian karena tidak ada awan maka ketika malam itu panas juga akan dipantulkan secara maksimum lagi, sehingga pada siang hari panasnya terik dan pada malam, dini hari dan pagi hari suhunya menjadi dingin," jelasnya.
Yuni mengatakan, berdasarkan catatan BMKG Bandung suhu terendah di Juli ini mencapai 16,2 derajat celcius pada Senin (15/7/2024). Pihaknya memprediksi hal ini masih akan berlangsung sampai dengan Agustus nanti.
"Agustus itu diprediksi merupakan puncak musim kemarau, jadi suhunya masih seperti ini untuk dini hari dan pagi hari, masih pada kisaran di antara 16-19 derajat celcius. Kemudian untuk siang harinya masih pada kisaran di antara 29-30 derajat celcius," terangnya.
"Jadi fenomena ini, suhu dingin di pagi hari diprediksi secara empiris akan berlangsung hingga Agustus," tambahnya.
Oleh karena itu, pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi dampak cuaca di musim kemarau yaitu perbedaan suhu yang cukup signifikan pada pagi dan siang hari.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait