Selain hoaks dan kampanye hitam, ujar Adnan, isu yang harus diantisipasi adalah Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) untuk kepentingan pribadi.
“Kami berharap masyarakat terutama tokoh agama dan pemuda yang ikut dalam dialog, dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat terkait pemilu damai,” ujar Adnan.
Ketua FKUB Malut menuturkan, penyelenggara pemilu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus netral, tak berpihak ke calon tertentu.
“Penyelenggara pemilu baik KPU maupun Bawaslu, harus netral dan menjaga serta mengawal hak suara yang telah disalurkan masyarakat. Sebab kalau itu diselewengkan, pasti muncul ketidakpercayaan masyarakat terhadap penyelenggara,” tuturnya.
Adnan berharap dengan banyaknya kegiatan kampanye cegah hoaks dari berbagai kalangan dan disiarkan berbagai media, tingkat kesadaran akan bahaya hoaks di masyarakat akan semakin cepat terbentuk. Akhirnya, ruang bagi para penyebar hoaks semakin sempit.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait