"Suara masyarakat adalah suara ‘Tuhan’, jikalau mereka (DPR) tidak mendengarkan apakah betul ‘Tuhan’ itu kita sebagai masyarakat? Lalu terpilihnya DPR atas suara kita, mana buktinya? Mana janjinya?" tambahnya.
Sahla memandang, jika adanya persatuan partai politik dalam sebuah koalisi di Pilkada khususnya Jakarta, itu menunjukan bahwa strategi pilkada ini sudah ada yang mengatur.
"Kita ingin membuktikan bahwasanya kita membutuhkan kebenaran, kejujuran atas terlaksana pemilihan ini. Pilkada yang ada saat ini hanya formalitas," katanya.
"Kita melihat dari pengalaman-pengalaman yang telah terjadi setelah terpilihnya para perwakilan kita, kita melihat apa yang mereka koar-koarkan, dipasang di baligo saat kampanye itu tidak pernah terjadi sebagai bukti realita, bukti konkrit," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait