Bandar Besar Obat Keras Ditangkap di Bandung, Polisi Sita 285.000 Butir Hexymer dan Tramadol

Agus Warsudi
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono menunjukkan barang bukti narkoba yang disita dari para pengedar. (FOTO: AGUS WARSUDI)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Satres Narkoba Polrestabes Bandung menangkap Zilfikar (24), bandar besar obat keras Hexymer dan Tramadol. Dari tangan tersangka Zulfikar, polisi menyita barang buktir 285.000 butir obat keras.

Selain obat keras, Satres Narkoba juga mengungkap kasus narkotika lainnya, seperti, sabu, ganja, extacy, dan tembakau sintetis, dengan tersangka 44 orang yang merupakan pengedar dan kurir.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, ratusan ribu butir obat keras milik Zulfikar behasil disita sebelum dikirimkan ke para pengecer di Kota Bandung. Barang haram itu dipasok dari bandar yang tinggal di Jakarta.

"Ratusan ribu obat keras itu kami sita dari pengedar atau bandar besar tersangka Zulfikar. Dia memasok obat keras itu ke pengecer di Kota Bandung. Sebelum memasok, sudah bisa ditangkap," kata Kapolrestabes Bandung didampingi Kasatres Narkoba AKBP Agah Sonjaya, Jumat (6/9/2024).

Kombes Budi menyatakan, obat keras menjadi perhatian jajaran Satnarkoba Polrestabes Bandung karena merak disalahgunakan oleh para pemuda dan salah satu pemicu gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Kota Bandung.

"Kami berkomitmen memberantas peredaran dan penyalagunaan obat keras. Alhamdulillah kami berhasil mengungkap 285.000 butir obat keras Tramadol dan Hexymer. Saya terima kasih kepada Satres Narkoba berhasil mengungkap kasus obat-obatan keras ini," ujar Kombes Budi.

Selain obat keras, tutur Kapolrestabes Bandung, Satres Narkoba juga berhasil mengungkap 32 kasus penyalahgunaan narkoba lainnnya selama Agustus 2024. Total tersangka yang ditangkap 45 orang

Selain 285.000 butir Tramadol dan Hexymer, Satres Narkoba Polrestabes Bandung juga menyita barang bukti 322,99 gram sabu, 650,35 gram ganja, 80 butir Extacy, 331,5 gram tembakau sintetis, 29 butir psikotropika, 22 timbangan digital, 40 unit handphone, dan dua unit motor.

"Dengan pengungkapan kasus ini, Satres Narkoba menyelamatkan sekitar 291.633 orang dari penyalahgunaan narkotika," tutur Kapolrestabes Bandung.

Para pengedar narkoba, kata Kombes Budi, dijerat Pasal 114 Ayat (1) dan ayat (2), Pasal 132 Ayat (1), Pasal 111 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 112 ayat (1) dan ayat (2) UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.


Kasatres Narkoba Polrestabes Bandung AKBP Agah Sonjaya menginterogasi Zulfikar, tersangka bandar besar obat keras Hexymer dan Tramadol. (FOTO: AGUS WARSUDI)
 
Tersangka pengedar psikotropika disangkakan melanggar Pasal 62 UU Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

Sedangkan bandar obat keras dijerat Pasal 435 jo Pasal 138 ayat (2) dan atau Pasal 436 ayat (2) UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.

"Ancaman pidana penjara minimal 6 tahun, maksimal 20 tahun atau seumur hidup dan denda paling sedikit Rp1 miliar, paling banyak Rp10 miliar subsidair tiga bulan penjara," ucap Kombes Budi.

Kasatres Narkoba AKBP Agah Sonjaya mengatakan, tersangka Zulfikar mengaku telah 2 tahun menjalankan bisnis haram, memasok obat keras Hexymer dan Tramadol. Tersangka khusus memasok obat berbahaya itu ke para pengecer di Bandung. 

"Para pengecer memesan melalui handphone. Keuntungan yang diperoleh dari bisnis haram tersebut Rp2.000 per butir. Total keuntungan dari 285.000 butir Hexymer dan Tramadol mencapai Rp500 juta," kata Kasatres Narkoba.

Editor : Ude D Gunadi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network