Begini Cara Mengolah Mi Instan agar jadi Makanan yang Punya Nilai Gizi dan Enak Menurut Dokter Tirta
JAKARTA, iNewsBandungRaya.id - Mi instan merupakan makanan yang sangat populer di kalangan masyarakat. Tidak hanya menjadi pilihan utama bagi anak kos, kini penggemar mi instan juga berasal dari berbagai kalangan dan usia, mulai dari pekerja hingga anak-anak.
Namun, masih banyak yang menganggap mi instan berbahaya bagi kesehatan, terutama jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Baru-baru ini, pernyataan Dr. Tirta menjadi sorotan, di mana ia tidak setuju jika mi instan disebut berbahaya. Menurutnya, lebih tepat jika mi instan disebut makanan yang kurang bergizi.
Dr. Tirta mempertanyakan adanya literatur atau jurnal yang bisa membuktikan bahwa mi instan benar-benar berbahaya. "Siapa yang bilang mi instan berbahaya? Saya tantang, tunjukkan jurnalnya. Apa yang menyatakan mi instan berbahaya?” katanya dalam Podcast Samuel Christ.
"Bahayanya harus jelas. Apakah kamu makan mi instan 50 bungkus per hari?" lanjutnya.
Ia menilai banyak orang yang keliru menganggap mi instan sebanding dengan racun. Berdasarkan penelitian, mi instan bisa menjadi makanan bergizi jika dikonsumsi dengan tambahan sayur dan protein seperti daging atau telur.
Dr. Tirta menyebutkan bahwa kombinasi sayuran dan protein dapat mengurangi dampak buruk dari pengawet yang ada dalam mi instan.
"Masalahnya adalah pandangan kita yang menganggap makanan itu berbahaya seperti racun. Mi instan seharusnya dilihat sebagai solusi untuk bertahan hidup," ujarnya.
"Penelitian menunjukkan, jika mi instan dimakan dengan sayur, telur, atau daging, maka nutrisinya meningkat. Jadi, jika dicampur sayur dan daging atau dua telur rebus, itu dapat mengurangi efek pengawetnya," tambahnya.
Ia menegaskan bahwa mi instan pada dasarnya tidak berbahaya. Namun, jika tidak dikonsumsi dengan tambahan sayur dan protein, mi instan hanya akan mengisi perut tanpa memberikan gizi.
"Masalahnya bukan pada bahaya, tapi pada kurangnya gizi. Jika hanya mi instan, maka hanya membuat kenyang tanpa memberikan nutrisi," tuturnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait