"Kami bahkan menyelenggarakan kompetisi untuk kategori anak-anak, remaja hingga dewasa, serta memberikan ruang bagi senior choir. Semua kategori ini memungkinkan berbagai kelompok paduan suara menunjukkan kemampuan mereka," tambah Tommyanto.
Festival melibatkan juri-juri berkelas dunia, di antaranya Sencia Sanon dari Italia, Jean-Baptiste dari Prancis, Dr. Paul Head dari Amerika Serikat, serta Dr. Edman Giat dari Filipina. Tak ketinggalan, juri dari Indonesia, Budi Prabowo dan Dina Primasti, ikut andil dalam memberikan penilaian.
"Adanya juri dari berbagai negara ini penting untuk memberikan penilaian yang fair dan membantu para peserta memahami standar internasional. Kami ingin agar mereka bisa membandingkan dan meningkatkan kualitas penampilan mereka di kancah dunia," kata Tommyanto.
IBCF bukan hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga menjadi media pembentukan karakter generasi muda. Ia menekankan, paduan suara mengajarkan banyak hal kepada para peserta, mulai dari disiplin, kerja sama, hingga toleransi terhadap sesama anggota.
"Paduan suara itu tidak hanya tentang bernyanyi. Ini adalah sarana untuk membentuk karakter yang kuat. Penyanyi harus disiplin, harus bisa bekerja sama, dan harus bisa mengikuti arahan. Ini adalah keterampilan hidup yang sangat penting bagi generasi muda," jelasnya.
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait