BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Manajemen PTPN IV PalmCo melakukan langkah heroik untuk membantu penyerapan tandan buah segar (TBS) sawit masyarakat di Banten dan Jawa Barat sekitarnya. Langkah ini dilakukan setelah pabrik kelapa sawit swasta di Banten mengalami kerusakan.
Selain itu, rusaknya pabrik menyebabkan antrean panjang truk tandan buah segar sawit masyarakat di PKS Kertajaya milik PTPN di Pandeglang dan pabrik lain di Jawa Barat, yakni, PKS Cikasungka.
“Sudah sekitar satu minggu pabrik swasta di sini rusak. Sedangkan di Banten dan Jawa Barat sekitarnya itu PKS cuma ada tiga. PKS Kertajaya dan Cikasungka milik PTPN, dan satunya lagi pabrik swasta,” kata Manajer Kebun PKS Kertajaya Ukhri Hatmoko, Minggu (27/10/2024).
Ukhri menyatakan, telah ada kesepakatan dengan petani yang difasilitasi Apkasindo setempat dalam hal penerimaan dan peningkatan pasokan tanda buah segar sawit.
“Sebelumnya kami sudah bersepakat untuk menaikkan volume penerimaan tandan buah segar sawit petani, baik plasma maupun swadaya. Baik yang selama ini memasok ke kami atau hanya ke pabrik swasta. Kami sudah tingkatkan dari 250 ton menjadi 300 ton per hari,” ujar Ukhri.
Ukhir menuturkan, walaupun sudah meningkatkan kapasitas penerimaan tandan buah segar sawit masyarakat, namun dengan kapasitas PKS Kertajaya dan Cikasungka yang saat ini 1.500 Ton per hari, permasalahan belum selesai.
“Walau sudah ditambah, antrean masih sangat panjang. Sampai 150 truk lebih. Atas antrean tersebut pun, kami bantu petani membayarkan retribusi yang diminta oleh pemerintah desa setempat,” tuturnya.
Sementara itu, menyikapi hal tersebut Direktur Operasional PTPN IV PalmCo Rizal H Damanik mengatakan, perusahaan akan berupaya maksimal membantu permasalahan penerimaan tandan buah segar sawit masyarakat yang terganggu akibat rusaknya pabrik swasta yang selama ini menampung sawit petani di Banten, terutama Pandeglang.
Dari sisi kapasitas olah, kata Rizal, PKS Kertajaya dan Cikasungka milik PTPN adalah 60 ton tandan buah segar sawit per jam dan 30 ton tandan buah segar per jam. Kertajaya berlokasi di Pandeglang Banten dan Cikasungka beroperasi di Bogor Jawa Barat. Sedangkan satu pabrik swasta lain hanya berkapasitas 30 ton tandan buah segar per jam dan beberapa kali mengalami kendala.
“Sebenarnya dua pabrik di Pandeglang sudah mampu menampung produksi tandan buah segar sawit petani di Banten,” kata Rizal.
Namun, ujar dia, permasalahan kerap kali terjadi saat PKS swasta mengalami kerusakan. Oleh sebab itu menurut Rizal hal pertama yang dilakukan adalah memastikan Pabrik Kertajaya selalu dalam kondisi optimal.
“Pertama, kami harus jaga terus pabrik agar beroperasi. Kedua, karena kapasitas mentok, di mana saat ini stok sudah 3.200 ton tandan buah segar di kedua pabrik kami. Belum lagi volume dari ratusan truk petani yang mengantre, maka demi petani dan kondusivitas pabrik dan wilayah, kami akan upayakan semaksimal mungkin. Termasuk dengan mengirimkan tandan buah segar sawit kebun inti keluar Banten,” ujarnya.
Pengiriman TBS keluar Propinsi Banten, tutur Rizal, bahkan dapat disebut pengorbanan oleh perusahaan negara yang saat ini menjadi pengelola perkebunan sawit terluas di dunia itu.
Sebab tidak hanya membutuhkan usaha lebih, dimana pengiriman sawit ke PKS terdekat mengharuskan PTPN menyeberangkan TBS produksi Kebun Kertajaya melewati selat sunda menuju PKS terdekat yang ada di Lampung, pengiriman TBS tersebut tentu juga membutuhkan biaya yang nominalnya tidak kecil.
“Untuk satu hari pengiriman TBS ke PKS Bekri di Lampung, cost transportasi dan beban lainnya sangat signifikan. Bisa menyentuh lebih dari Rp 150 juta perhari!” tutur Rizal.
Untuk itu, kata dia, PTPN IV sejak Minggu (27/10/2024) telah mengirimkan tandan buah segar sawit Kebun Kertajaya ke Lampung dan akan mengatur pola pengiriman sedemikian rupa untuk menekan besarnya koreksi biaya yang ditimbulkan.
Rizal mengatakan, dalam dua pekan ke depan, PTPN juga akan mencoba meningkatkan kapasitas dua PKS PTPN di Banten dan Jawa Barat menuju 1.800 ton per hari. Ini juga menjadi solusi jangka pendek jika pabrik swasta sekitar mengalami kendala.
“Kami tingkatkan kapasitas dengan perbaikan utilitas. Mudah-mudahan dalam dua pekan kedepan bisa naik ke 1.800 ton perhari,” ucap Rizal.
Editor : Ude D Gunadi
Artikel Terkait