BANDUNG, iNewsBandungRaya.id – Pewarta Foto Indonesia (PFI) Bandung sukses menggelar Pameran Fotografi dalam rangka Festival Fotografi Kampus (FFK) X PFI Bandung pada tanggal 10 November, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.
Pameran ini merupakan puncak dari rangkaian program yang dimulai pada Agustus lalu, bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat fotografi di kalangan mahasiswa Bandung.
Festival Fotografi Kampus tahun ini melibatkan peserta dari tiga kampus besar di Bandung, yaitu Universitas Padjadjaran (Unpad), Sekolah Tinggi Komunikasi (Stikom), dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Setelah melalui proses seleksi yang ketat, 11 mahasiswa terpilih untuk mengikuti lokakarya intensif selama tiga bulan. Dalam lokakarya ini, peserta mendapatkan pelatihan dari mentor berpengalaman di bidang fotografi, termasuk materi tentang foto cerita, mind mapping, penulisan foto story, riset visual, dan curatorial.
Ketua PFI Bandung, Raisan Al-Farisi, menjelaskan tujuan dari acara ini adalah untuk mengembangkan bakat fotografer muda sekaligus memperkenalkan mereka pada dunia foto jurnalistik.
“Kami berharap acara ini bisa menjadi wadah bagi para fotografer muda di Bandung untuk menggali kemampuan mereka dalam visual storytelling,” ujar Raisan saat ditemui di sela-sela acara.
“Tahun depan, kami rencanakan untuk kembali mengadakan acara serupa dengan tema yang berbeda, agar semangat pewarta foto dan foto jurnalistik semakin hidup di kota ini," tambahnya.
Tema "Hero" untuk Menghormati Hari Pahlawan
Mengangkat tema "Hero", pameran kali ini menyuguhkan karya-karya fotografi yang menceritakan sosok pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap peserta diminta untuk memilih tokoh yang mereka anggap sebagai pahlawan, baik dalam konteks sosial, lingkungan, maupun individu yang dianggap berperan penting dalam masyarakat.
“Tema 'Hero' kami pilih karena bertepatan dengan Hari Pahlawan. Kami ingin menunjukkan bahwa pahlawan tidak selalu harus dalam skala besar, tetapi bisa juga berupa orang-orang yang memberi dampak positif dalam kehidupan sehari-hari,” kata Raisan.
Karya-karya yang dipamerkan antara lain karya Aura, yang mengangkat cerita tentang seorang ibu yang merawat anak-anak jalanan sebagai pahlawan sosial.
Serta Mulet, yang menampilkan sosok seorang pengumpul sampah yang mendirikan yayasan untuk membantu anak-anak membayar biaya sekolah menggunakan sampah.
Selain itu, ada juga karya Dini, yang bercerita tentang pengumpul sampah pampers yang dianggap pahlawan lingkungan.
Membangun Ekosistem Fotografi di Bandung
Program Festival Fotografi Kampus ini bukan hanya sekadar pameran, tetapi juga merupakan bagian dari upaya PFI Bandung untuk membangun ekosistem fotografi yang lebih berkembang di kota ini.
Raisan berharap program ini dapat memberikan ruang bagi fotografer muda untuk belajar, mengasah keterampilan, dan menghasilkan karya-karya yang dapat memberikan dampak sosial yang positif.
“Kami ingin para peserta tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga mampu melihat dan menangkap momen-momen kepahlawanan yang ada di sekitar mereka. Ini adalah salah satu cara untuk mengasah kemampuan mereka dalam menyampaikan pesan yang kuat melalui gambar,” ujar Raisan.
Untuk tahun depan, PFI Bandung berencana membuka program magang bagi mahasiswa yang tertarik mendalami foto jurnalistik.
Ini akan menjadi kesempatan bagi generasi muda untuk lebih banyak belajar langsung dari para fotografer profesional yang tergabung dalam PFI.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Pameran, Cahya Sumirat Ramadhan mengungkapkan harapannya bahwa pameran kali ini bisa menjadi inspirasi bagi fotografer muda dan mempromosikan konsep pameran fotografi outdoor yang jarang dilakukan di Bandung.
“Kami ingin membawa sesuatu yang baru. Di Bandung, pameran fotografi outdoor seperti ini mungkin yang pertama kalinya, dan semoga ini bisa menjadi contoh bagi fotografer lainnya untuk mengadopsi konsep yang serupa,” ujarnya.
Selain itu, Cahya juga menyebutkan bahwa PFI Bandung memutuskan untuk menggunakan media kain untuk menampilkan karya fotografi, menggantikan media plastik bening yang sempat direncanakan sebelumnya.
"Awalnya kami ingin menggunakan media plastik bening, namun karena keterbatasan bahan di Bandung, akhirnya kami berinovasi dengan menggunakan kain. Ini juga menjadi sesuatu yang baru bagi kami dan panitia," ungkapnya.
Festival Fotografi Kampus (FFK) X PFI Bandung 2024 bukan hanya memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan kemampuan fotografi mereka, tetapi juga mengajak mereka untuk lebih mengenal dan merayakan nilai-nilai kepahlawanan yang sering kali tidak tampak di permukaan.
Dengan suksesnya pameran ini, PFI Bandung berharap dapat terus menjadi wadah untuk mengembangkan fotografer muda, serta terus memperkaya budaya fotografi di kota Bandung.
Editor : Zhafran Pramoedya