“Pelatihan akan dilakukan sesuai dengan minat dan bakat penerima manfaat. Apakah mereka ingin berdagang, mengolah makanan, atau bekerja profesional seperti satpam atau karyawan pabrik. Tidak boleh dipaksakan, karena ini bukan untuk jangka pendek, melainkan untuk seumur hidup mereka,” ujar Herman.
Ia menegaskan, pelatihan yang tidak sesuai kompetensi dan keinginan berisiko berhenti di tengah jalan.
“Kalau tidak sesuai minatnya, kita khawatir program ini *moal manjang* (tidak bertahan lama),” tambahnya.
Selain fokus pada pemberdayaan ekonomi, Herman juga menekankan pentingnya memastikan anak-anak penerima manfaat segera bersekolah setelah relokasi.
Ia meminta dinas terkait untuk mempercepat proses administrasi kependudukan seperti KTP, KK, dan KIA agar anak-anak bisa mulai belajar paling lambat minggu depan.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait