Gus Yahya menekankan bahwa libur bukan hanya soal memberi waktu istirahat bagi siswa, tetapi juga harus memiliki tujuan yang jelas.
Oleh karena itu, pihaknya menyarankan agar momen libur selama Ramadhan dirancang dengan lebih baik dan tidak hanya berdasarkan kebiasaan semata.
"Kita sudah pernah libur satu bulan, juga pernah tidak libur, dan kita sudah tahu apa yang bisa dilakukan selama liburan itu. Maka, evaluasi perlu dilakukan sejauh mana waktu libur selama Ramadan ini bisa bermanfaat bagi anak-anak sekolah," katanya.
Gus Yahya mengenang bahwa pernah ada model seperti kegiatan keagamaan yaitu shalat Tarawih, bisa menjadi bagian dari pengalaman yang lebih mendalam bagi siswa, seperti meminta tanda tangan imam sebagai bentuk ibadah yang lebih tekun.
"Tapi, apakah itu model yang bisa kita andalkan? Tergantung apa yang kita usulkan untuk anak-anak sekolah selama Ramadhan ini," ujarnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait