Di mana, Bung Karno di masa mudanya dihabiskan di Bandung dan banyak melakukan pergerakan-pergerakan politik yang ujungnya Indonesia Merdeka.
"Tentunya Indonesia merdeka ini kan perlu dasar untuk merdeka, apa yang menjadi dasar? Makanya Bung Karno menggali ‘apa sih keistimewaan Indonesia itu?’," katanya.
Pada saat itu ada dua ideologi besar di dunia, kata Ono, ada komunisme, kapitalisme-liberalisme. "Indonesia tidak termasuk ke dalam keduanya, sosok Indonesia bukan ideologi seperti itu, ya sosok Pak Marhaen," jelasnya.
"Dia adalah orang merdeka, sawahnya punya sendiri, cangkulnya punya sendiri, menggarap sendiri, hasilnya untuk sendiri, tapi kondisinya tidak kaya, itulah ciri khas Indonesia, sehingga dari situ muncullah Marhaenisme," lanjutnya.
Selain Marhaen, ada beberapa tokoh di Jawa Barat yang selalu menjadi teman diskusi, misalnya Mama Mei Kartawinata yang pada akhirnya Bung Karno merumuskan Pancasila yang dipidatokan di 1 Juni.
"Jadi, Marhaen ini tak lepas dari tonggak sejarah Bung Karno dalam pergerakannya di tanah air. Kami berharap ketika berbicara keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, maka ujungnya ialah terwujudnya Trisakti, serta menjalankan yang namanya Pancasila," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait