Musypleno Nasional Hima Persis Ricuh, Kader Gugat Cawe-Cawe Ketua Umum

Abdul Basir
Musyawarah Pleno Nasional (Musyplenas) Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) digelar di Yogyakarta pada 16-19 Januari 2025. (Foto:Istimewa)

YOGYAKARTA iNewsBandungRaya.id - Musyawarah Pleno Nasional (Musyplenas) Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) yang digelar di Yogyakarta pada 16-19 Januari 2025, berlangsung ricuh. Forum yang seharusnya menjadi ajang diskusi intelektual justru berubah menjadi arena perseteruan. 

Hal ini dipicu adanya intervensi atau cawe-cawe dari Ilham Nur Hidayatullah sebagai Ketua Umum Hima Persis dalam proses pengambilan keputusan strategis.

Hal diatas mendapat respon dari tiga Pimpinan Wilayah Hima Persis Jawa Barat, Banten, dan Nusa Tenggara Timur serta enam belas Pimpinan Daerah se-Indonesia.

Ketua Hima Persis Jawa Barat, Deffa Hudzaifa mengatakan bahwa permasalahan sudah berlangsung saat pembahasan tata tertib musyplenas yang menetapkan seluruh struktur Pimpinan Pusat sebagai peserta dengan hak suara penuh.

“Permasalahan bermula dari tata tertib Musyplenas yang menetapkan seluruh Pimpinan Pusat sebagai peserta dengan hak suara penuh. Kebijakan ini memicu keberatan dari kader, sebab jumlah Pimpinan Pusat yang mencapai lebih dari setengah peserta total dianggap dapat menciptakan dominasi suara. Kondisi ini dinilai mencederai asas keadilan dalam forum yang semestinya mewakili kepentingan seluruh daerah dan wilayah, ” ungkapnya, Minggu (19/1/2025).

Deffa menambahkan bahwa Pimpinan Pusat Hima Persis seharusnya bertindak sebagai penyelenggara Musyplenas, bukan sebagai peserta penuh yang seharusnya menjadi hajat kader yang ada di wilayah serta daerah.

“Pasal 56 QA QD Hima Persis menjadi landasan kritik kader terhadap mekanisme tersebut. Dalam pasal tersebut ditegaskan bahwa Pimpinan Pusat hanya bertindak sebagai penyelenggara Musyplenas, bukan sebagai peserta penuh. Namun, kenyataannya, Pimpinan Pusat mengambil peran peserta dengan hak bicara, hak suara, bahkan hak dipilih. Hal ini sudah melanggar prinsip organisasi yang seharusnya transparan dan demokratis, ” tambahnya.

Kemudian Ketua Hima Persis Banten, Imron Rosyadi mengatakan bahwa ada praktik rangkap jabatan di Pimpinan Pusat Hima Persis yang nantinya akan ada dua hak suara dalam satu orang.

“ Tidak hanya itu, praktik rangkap jabatan dalam struktur Pimpinan Pusat turut memantik protes. Beberapa anggota tasykil, seperti Rahmat Hakim Bosnia dan Ahmad Fauzan Nasrullah, diketahui memegang dua jabatan strategis sekaligus. Kader menganggap hal ini sebagai pelanggaran terhadap logika konstitusi organisasi, yang semakin memperkuat indikasi adanya agenda tersembunyi di balik kebijakan tersebut, ” jelasnya.

Kader yang hadir dalam acara tersebut mempertanyakan motivasi dibalik penetapan Pimpinan Pusat sebagai peserta penuh, yang sudah termasuk pelanggaran administratif juga mengontrol forum termasuk dalam pemilihan Ketua Umum yang baru dalam Muktamar.

“Kader yang hadir di Musyplenas juga mempertanyakan motivasi di balik penetapan Pimpinan Pusat sebagai peserta penuh. Mereka menilai keputusan tersebut bukan sekadar pelanggaran administratif, tetapi juga upaya untuk mengontrol forum, termasuk dalam proses pemilihan Ketua Umum yang baru dalam Muktamar, ” ungkap Imron Rosyadi, Ketua Umum PW Hima Persis Banten.

Ketua Hima Persis Nusa Tenggara Timur, Muhammad Sukrillah mengatakan bahwa kasus ini menjadi sorotan besar dikalangan kader Hima Persis yang menuntut evaluasi menyeluruh dalam pelaksanaan Musyplnas dan forum menjadi ruang pengambilan keputusan strategis bukan digunakan oleh pihak tertentu.

“Kasus ini menjadi sorotan besar di kalangan anggota Hima Persis, yang menuntut evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan Musyplenas. Mereka berharap, forum yang seharusnya menjadi tempat pengambilan keputusan strategis tidak digunakan untuk kepentingan kelompok tertentu. Nilai-nilai organisasi harus dikembalikan agar integritas Hima Persis tetap terjaga, ” ungkapnya.

Muhammad Sukrillah menambahkan dengan adanya polemik yang terjadi di Musyplenas ini semoga menjadi momentum penting untuk merefleksikan kembali arah gerak organisasi yang menjunjung nilai ilmiah , progresif, dan revolusioner yang menjadi landasan perjuangan Hima Persis.

“Dengan berbagai polemik yang terjadi, Musyplenas kali ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan kembali arah gerakan organisasi. Kader Hima Persis berharap agar ke depan, setiap agenda organisasi dapat dijalankan dengan menjunjung tinggi nilai ilmiah, progresif, dan revolusioner, sebagaimana yang menjadi landasan perjuangan selama ini, ” tambahnya. (*)

Editor : Abdul Basir

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network