Sementara NU dan pemerintah menunggu hasil rukyatul hilal yang didasarkan atas hisab yang akan dijadikan pertimbangan dalam penetapan awal bulan Hijriah.
“NU dan pemerintah yang mencoba untuk memfasilitasi metode hisab dan rukyah sebagai metode untuk saling melakukan konfirmasi,” ujarnya.
Jika hilal berhasil diobservasi di wilayah Aceh yang telah memenuhi kriteria imkanur rukyah, kata Ahmad, maka awal Ramadhan 2025 bisa berjalan bersama-sama, yakni pada Sabtu (1/3/2025).
Namun, jika hilal tidak dapat teramati, tentunya NU akan mengambil keputusan istikmal, yaitu menyempurnakan bulan Sya’ban pada umur 30 hari.
“Tentunya (awal Ramadhan 1446 H) akan mundur satu hari, pada Ahad 2 Maret 2025, sehingga potensi untuk perbedaan masih mungkin terjadi,” tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait