GARUT, iNewsBandungraya.id - Seorang oknum dokter kandungan berinisial MSF alias I ditangkap oleh pihak kepolisian setelah dilaporkan melakukan aksi pelecehan seksual terhadap pasien. Kasus ini kini ditangani Polres Garut dan terus berkembang, karena jumlah korban diduga lebih dari satu.
Hingga Rabu (16/4/2025), Kapolres Garut AKBP M. Fajar Gemilang mengungkapkan bahwa sudah ada dua korban yang resmi melapor, selain korban dalam video viral yang sebelumnya beredar luas di media sosial. Ini berarti, sejauh ini, terdapat setidaknya tiga orang yang diyakini menjadi korban tindakan cabul dokter MSF.
“Sejauh ini ada dua orang korban yang telah melapor ke kami. Penyelidikan masih terus berjalan,” ujar Kapolres.
Namun, laporan yang masuk ke polisi kemungkinan baru sebagian kecil dari jumlah korban sebenarnya. Berdasarkan pengakuan beberapa wanita yang mulai angkat bicara, praktik pelecehan seksual yang dilakukan oleh MSF diduga telah berlangsung lama dan menyasar lebih banyak pasien.
Seorang wanita asal Kecamatan Cibatu, yang disamarkan namanya menjadi Mawar, mengaku pernah menerima pesan bernada cabul dari dokter MSF. Ia awalnya tak curiga saat diminta nomor WhatsApp setelah pemeriksaan kehamilan melalui USG pada pertengahan 2024.
“Awalnya biasa saja. Tapi lama-lama isi pesannya mulai aneh, mengarah ke hal-hal mesum,” kata Mawar.
Hal serupa diungkapkan oleh wanita lain berinisial Melati (27), asal Tarogong Kaler. Ia menceritakan pengalaman tidak menyenangkan saat diperiksa kandungannya. Menurut Melati, gerakan tangan dokter saat pemeriksaan terasa tidak wajar, mengarah ke bagian tubuh yang seharusnya tidak disentuh.
“Saya sempat ragu dan berpikir itu cuma perasaan saya. Tapi setelah kasus ini ramai di media sosial, saya baru sadar kalau saya juga korban,” ucapnya.
Melati menambahkan, setelah pemeriksaan, dokter sempat mengirimkan foto hasil USG melalui WhatsApp dan mengajak untuk kembali datang dengan iming-iming pemeriksaan USG 4 dimensi gratis.
“Baru kenal langsung ajak chat malam-malam, aneh banget,” ungkapnya.
Korban lain, yang disamarkan dengan nama Bunga, mengaku mengalami pelecehan yang lebih vulgar. Saat pemeriksaan berlangsung, ia merasa payudaranya diremas oleh sang dokter tanpa alasan medis.
“Saya sampai freeze waktu itu. Nggak menyangka tindakan seperti itu bisa terjadi saat USG. Pulangnya saya nangis, dan baru berani cerita ke suami,” ujar Bunga.
Suami Bunga sempat ingin melaporkan kejadian tersebut, namun mereka masih ragu karena takut dianggap salah paham. Baru setelah banyak korban muncul ke publik, mereka merasa yakin untuk menyuarakan pengalaman mereka.
Bukti Pesan Mesum Terungkap di Media Sosial
Di media sosial, beberapa warganet yang mengaku sebagai korban juga membagikan tangkapan layar percakapan yang menunjukkan indikasi pelecehan. Salah satu unggahan memperlihatkan pesan dari sang dokter kepada pasien yang mengeluhkan sulit tidur.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait