Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi rabies, seperti bepergian ke daerah dengan kasus rabies tinggi, berinteraksi dekat dengan hewan liar, bekerja sebagai dokter hewan atau di laboratorium, serta memiliki luka terbuka di area kepala atau leher.
Misteri Hidrofobia: Mengapa Pasien Rabies Takut Air?
Salah satu gejala yang paling mencolok dan sering dikaitkan dengan rabies adalah hidrofobia, yaitu ketakutan yang ekstrem terhadap air. Kondisi ini umumnya muncul pada stadium lanjut infeksi rabies. Virus rabies menyerang sistem saraf, termasuk otot-otot di tenggorokan yang berperan dalam menelan. Ketika pasien mencoba minum air, otot-otot tersebut dapat mengalami kejang yang menyakitkan, sehingga menimbulkan kesulitan menelan dan akhirnya memicu rasa takut terhadap air. Ironisnya, pasien dengan hidrofobia seringkali merasa sangat haus namun menolak untuk minum. Gejala ini juga dapat disertai dengan halusinasi dan perubahan perilaku yang tidak wajar.
Ketika seseorang terdiagnosis rabies, fokus utama tim medis adalah memberikan perawatan suportif untuk mencegah perkembangan penyakit ke stadium lanjut dan timbulnya gejala seperti hidrofobia. Langkah-langkah penanganan awal yang krusial meliputi:
- Mencuci luka gigitan secara menyeluruh dengan air dan sabun selama minimal 15 menit.
- Membersihkan dan membalut luka dengan benar.
- Pemberian vaksin rabies kepada pasien.
- Pemberian antibodi rabies (Rabies Immunoglobulin) ke dalam luka gigitan untuk menetralisir virus.
Dengan mengenali gejala dan pentingnya pencegahan, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan terhindar dari bahaya penyakit rabies yang mematikan ini.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait