Imbas Teriakan Rasis, FIFA Denda PSSI dan Tutup 15 Persen Tribun Saat Timnas Indonesia Lawan China

Rina Rahadian
Presiden Prabowo Subianto berfoto bersama Timnas Indonesia usai pertandingan melawan Bahrain. (Foto: BPMI Setpres)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Organisasi Sepak Bola Dunia (FIFA) resmi menjatuhkan sanksi kepada Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) akibat dugaan tindakan diskriminatif yang dilakukan oleh sekelompok suporter dalam pertandingan antara Timnas Indonesia dan Bahrain, 25 Maret 2025 lalu.

Informasi ini dikonfirmasi oleh anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga, dalam keterangan resmi yang dirilis Minggu (11/5/2025). Ia menyatakan bahwa FIFA telah mengirimkan dokumen resmi yang merujuk pada Pasal 18 dari Kode Disiplin FIFA (FIFA Disciplinary Code/FDD 2338), yang mengatur tentang pelanggaran berbasis diskriminasi.

“FIFA menilai PSSI bertanggung jawab atas tindakan diskriminatif sebagian penonton saat laga melawan Bahrain. Mereka mengacu pada pasal yang jelas mengatur sanksi terkait isu ini,” terang Arya.

Berdasarkan hasil pengawasan FIFA, insiden terjadi di menit ke-80 pada sektor 19 stadion, yang dihuni sekitar 200 orang suporter di tribun bagian utara dan selatan. Mereka disebut-sebut meneriakkan yel-yel yang mengandung unsur rasisme dan xenofobia, hal yang bertentangan dengan nilai-nilai inklusif yang dijunjung FIFA.

Sebagai informasi, rasisme mengacu pada sikap atau perlakuan tidak adil terhadap seseorang karena ras atau warna kulitnya. Sedangkan xenofobia merupakan rasa takut atau benci terhadap orang dari latar belakang asing atau luar kelompok.

Atas kejadian tersebut, FIFA mengenakan dua jenis hukuman kepada PSSI:

FIFA juga mengharuskan PSSI mengajukan skema penataan tempat duduk kepada mereka paling lambat 10 hari sebelum pertandingan berikutnya.

Namun demikian, FIFA masih memberi kelonggaran. Area tribun yang disanksi tetap bisa dipakai oleh komunitas khusus seperti pelajar, perempuan, atau keluarga, dengan ketentuan mereka membawa spanduk bertema edukasi dan pesan kesetaraan.

Di luar sanksi tersebut, FIFA juga mendesak PSSI untuk menyusun langkah strategis berupa program edukatif guna menghapus praktik diskriminatif dari dunia sepak bola nasional.

“Momen ini harus dijadikan refleksi bersama. Sepak bola tidak boleh diwarnai oleh ujaran rasis, kebencian, atau xenofobia. Semua pihak, khususnya para suporter, perlu terlibat dalam literasi dan kampanye positif,” tutup Arya.

Editor : Agung Bakti Sarasa

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network