Pembukaan toko fisik yang gencar adalah bagian dari strategi Vans untuk mendekatkan diri pada konsumen. Johanes Adjie Putra menekankan bahwa tujuan utama ekspansi ritel adalah untuk memudahkan konsumen dalam mendapatkan dan berbelanja produk Vans. "Tujuan kita gencar buka toko itu mendekatkan ke kostumer, jadi memudahkan kostumer untuk mendapatkan produk Vans, belanja produk Vans," ungkapnya.
Selain memperbanyak toko fisik, Vans Indonesia juga memahami pentingnya kehadiran di ranah digital. Oleh karena itu, Vans baru-baru ini meluncurkan toko resmi (Official Store) di platform e-commerce Shopee. "Kita juga baru punya Official Store di Shopee. Di Shopee udah resmi, jadi temen-temen yang mau belanja online juga bisa melalui Shopee, dikirim dari gudang kita di Jakarta," kata Johanes.
Langkah ini menunjukkan komitmen Vans dalam mengimplementasikan strategi omni-channel, memastikan produk mereka mudah diakses baik secara offline maupun online. Dengan adanya opsi belanja online, Vans menjangkau konsumen yang mungkin lebih nyaman berbelanja dari rumah atau yang berada di luar jangkauan toko fisik. Ini juga merupakan upaya Vans untuk mengantisipasi perubahan perilaku konsumen yang semakin mengandalkan platform digital untuk kebutuhan berbelanja.
Vans tidak hanya fokus pada ekspansi toko, tetapi juga terus berinovasi dalam lini produknya. Salah satu contoh terbaru adalah reintroduksi model Vans Superlow Pro. "Vans Superlow Pro itu dari tahun 1997 udah ada, akhirnya kita retro lagi sampai kita bikin desain yang lebih baru," jelas Johanes. Keputusan untuk menghidupkan kembali model klasik ini merupakan respons terhadap tren pasar saat ini.
"Sebenarnya rilisan ini untuk Keep in Touch dengan tren, sekarang dilihat kan tren sepatu tipis-tipis lagi banyak, Vans juga mengeluarkan itu," tambahnya. Strategi retro dan adaptasi desain sesuai tren ini menunjukkan bagaimana Vans menjaga relevansinya di tengah persaingan pasar yang ketat. Antusiasme terhadap Vans Superlow Pro terbilang tinggi sejak dirilis Maret lalu, terutama untuk varian warna hitam dan putih yang menjadi best seller.
Meskipun model-model baru diluncurkan, Johanes Adjie Putra menyebutkan bahwa Old Skool tetap menjadi produk paling laris manis hingga saat ini. "Produk yang masih Best Seller sampai saat ini tuh Old Skool, itu masih Best Seller banget apalagi warna yang Black and White. Kita udah restock, tapi udah menipis lagi," ungkapnya, menggambarkan tingginya permintaan terhadap model klasik ini. Popularitas Old Skool yang tak lekang oleh waktu mencerminkan loyalitas konsumen terhadap desain-desain ikonik Vans.
Di tengah isu melemahnya daya beli masyarakat, Vans Indonesia menunjukkan optimisme yang berbeda. Johanes Adjie Putra percaya bahwa merek Vans memiliki daya tahan karena basis konsumen yang kuat dan loyal. "Kostumernya Vans itu dia yang suka banget sama brand-nya, suka banget dengan kulturnya," kata Johanes. Konsumen Vans adalah individu yang tidak hanya membeli sepatu, tetapi juga mengadopsi gaya hidup yang diusung oleh merek ini.
Vans memiliki pilar kuat yang berakar pada budaya Skateboarding, Musik, dan Extreme Sport. Pilar-pilar inilah yang membentuk identitas merek dan menarik konsumen yang memiliki minat serupa. "Kita pilarnya tuh di Skateboarding, Musik dan Extreme Sport kan, mereka tetep beli sih," tegas Johanes. Loyalitas ini membuat Vans relatif resilient terhadap fluktuasi ekonomi, karena konsumennya membeli berdasarkan nilai dan afiliasi budaya, bukan sekadar harga.
Pembukaan toko Vans di 23 Paskal Bandung adalah bukti nyata dari strategi ekspansi dan adaptasi Vans Indonesia di tengah lanskap pasar yang dinamis. Dengan mendekatkan diri kepada konsumen melalui toko fisik baru dan kehadiran online yang kuat, Vans memastikan produknya mudah dijangkau. Inovasi produk melalui reintroduksi model klasik yang disesuaikan dengan tren terkini, serta mempertahankan daya tarik produk best seller seperti Old Skool, menunjukkan fleksibilitas merek dalam memenuhi permintaan pasar.
Terakhir, loyalitas konsumen yang terbangun melalui pilar budaya skateboarding, musik, dan extreme sport menjadi fondasi kuat bagi Vans untuk menghadapi tantangan daya beli. Strategi ini memungkinkan Vans untuk terus tumbuh dan memperkuat posisinya sebagai salah satu merek sepatu dan apparel favorit, terutama di kalangan Gen Z dan Milenial. Keberadaan Vans tidak hanya sekadar menjual produk, tetapi juga menjadi bagian dari gaya hidup dan identitas komunitas yang kuat.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait