Target Nol Persen Kemiskinan Ekstrem: Desa Wangisagara Jadi Fokus Perubahan

Aga Gustiana
Agenda Rembuk Desa bertema Pengembangan Ekosistem Ekonomi Pedesaan dalam Pengentasan Kemiskinan. (Foto: Ist)

Kolaborasi Daerah Jadi Kunci Sukses

Menurut Cucun, keberhasilan program penghapusan kemiskinan ekstrem tidak bisa dibebankan hanya kepada pemerintah pusat. Ia menyerukan peran aktif seluruh unsur pemerintah daerah, mulai dari bupati hingga kepala desa.

“Kalau pusat menargetkan 2025, maka di daerah juga harus selesai. Kalau masih ada angka kemiskinan ekstrem 5 persen di 2026, itu belum bisa disebut berhasil,” tegasnya.

Pentingnya Data yang Valid dan Transparan

Isu pendataan sosial juga menjadi sorotan. Cucun mengingatkan bahwa data kemiskinan harus akurat dan tidak dimanipulasi demi keuntungan jangka pendek.

“Kalau datanya dimanipulasi demi bansos, itu bukan solusi, itu justru memelihara kemiskinan. Kita harus jujur agar bantuan dan program tepat sasaran,” kata Cucun dengan nada serius.

Ironi Wangisagara: Di Tengah Industri, Tapi Tetap Miskin

Cucun menyoroti kondisi paradoxal Desa Wangisagara. Walaupun dikelilingi industri tekstil dan makanan, desa ini masih tercatat sebagai salah satu wilayah dengan tingkat kemiskinan ekstrem.

“Ini aneh. Di sini industrinya jalan, tapi kok masih miskin ekstrem? Ini jadi tugas serius bagi dinas dan pemerintah daerah. Jangan sampai kampung sendiri terus muncul di data nasional sebagai zona merah,” ujarnya.

Editor : Rizal Fadillah

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network