Masih Minim, Baru 64 Perusahaan di Bandung Rekrut Disabilitas

Muhammad Rafki Razif
Kepala Disnaker Kota Bandung, Andri Darusman. (Foto: Ist)

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Pemerintah Kota Bandung terus berupaya mewujudkan inklusi di dunia kerja bagi penyandang disabilitas. Namun hingga pertengahan tahun ini, partisipasi sektor swasta dalam merekrut tenaga kerja difabel masih jauh dari harapan.

Data dari Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Bandung mencatat, baru 64 perusahaan yang tercatat mempekerjakan tenaga kerja disabilitas. Padahal, jumlah penyandang disabilitas di Kota Kembang ini mencapai lebih dari 7.300 orang.

“Baru ada sekitar 240 orang disabilitas yang bekerja di 64 perusahaan. Padahal secara aturan, perusahaan itu wajib mempekerjakan minimal 1 persen penyandang disabilitas, dan pemerintah 2 persen,” ujar Kepala Disnaker Kota Bandung, Andri Darusman, saat ditemui di Balai Kota, Jumat (27/6/2025).

Andri menjelaskan, jenis disabilitas sangat beragam—dari fisik hingga mental—dan setiap individu memiliki kebutuhan serta potensi yang berbeda. Penempatan kerja pun harus menyesuaikan hal tersebut.

“Yang saat ini paling banyak bekerja itu dari kalangan disabilitas fisik ringan. Ada juga yang tuli,” tambahnya.

Sebagai langkah nyata, Disnaker Bandung akan merekrut dua pegawai disabilitas untuk bekerja di internal dinas. "Kalau di tempat kita ada 100 pegawai, 2 persen itu berarti 2 orang. Kita ingin memberi contoh langsung," tegas Andri.

Langkah ini diharapkan dapat mendorong instansi lain dan dunia usaha agar membuka lebih banyak ruang kerja inklusif bagi penyandang disabilitas.

Kisah Tasya: "Yang Penting Terus Berjuang, Jangan Menyerah"

Di tengah semangat pemerintah membangun ekosistem inklusif, masih banyak penyandang disabilitas yang terus berjuang keras untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Salah satunya adalah Anastasia Natania F., atau yang akrab disapa Tasya.

Tasya adalah perempuan tunarungu berusia 21 tahun, lulusan SLB Negeri Sukapura. Sejak lulus pada 2022, ia tak henti melamar kerja—terutama di kafe dan kedai kopi—namun belum satu pun yang menerimanya.

“Saya sudah melamar di banyak tempat, terutama di kedai-kedai kopi. Sudah lebih dari 30 kali mencoba, tapi belum ada yang menerima,” kata Tasya melalui tulisan dan bahasa isyarat, saat ditemui di bursa kerja di Graha Manggala Siliwangi, Selasa (17/6/2025).

Meski menghadapi banyak penolakan, semangatnya tak luntur. Ia terus mencari informasi lowongan, memperbaiki diri, dan belajar dari setiap kegagalan.

“Yang penting terus berjuang. Jangan menyerah,” ujarnya singkat namun penuh makna.

Lebih dari sekadar mencari pekerjaan, kehadiran Tasya di job fair tersebut membawa pesan penting. Bersama temannya, Shilvia—juga seorang tunarungu—Tasya menyuarakan harapan agar pemerintah, terutama Wali Kota Bandung, lebih serius membuka akses kerja bagi kaum difabel.

“Saya ingin pemerintah, terutama Pak Wali Kota Bandung, bisa bantu kami. Kami siap bekerja. Kami hanya butuh kesempatan,” tuturnya.

Tasya berharap masyarakat dan dunia usaha tidak lagi memandang keterbatasan, melainkan melihat potensi. “Semoga ada yang melihat kami bukan sebagai beban, tapi sebagai bagian dari solusi,” tutupnya dengan senyum optimis.

Editor : Rizal Fadillah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network