“EIGER Adventure mendukung penuh ekspedisi luar biasa ini. Ini bukan sekadar olahraga, tapi juga penghormatan untuk sejarah panjat tebing Indonesia,” ujar Mario Pratama, COO EIGER.
Tantangan Cuaca dan Medan Ekstrem
Setibanya di Gilgit-Baltistan, tim IBEX diperkirakan menghadapi suhu ekstrem: antara -4°C hingga 7°C di siang hari, dan turun jauh di bawah nol saat malam. Kondisi semakin sulit akibat curah hujan tinggi dan pencairan gletser, yang dapat membuat jalur Eternal Flame lebih berbahaya.
Ketua IBEX sekaligus pemimpin EMPTT 2025, Freden Sembiring, menjelaskan bahwa tim sudah dipersiapkan secara matang. Mereka telah menjalani pelatihan fisik, mental, dan kemampuan vertical rescue selama dua tahun terakhir.
“Semua anggota siap menghadapi kemungkinan terburuk. Masing-masing bisa memimpin evakuasi di medan terjal. Keselamatan adalah prioritas,” tegas Freden.
Langkah Bersejarah bagi Panjat Tebing Indonesia
Freden menegaskan bahwa ekspedisi ini tidak hanya untuk pencapaian pribadi atau tim, tetapi untuk mengangkat nama Indonesia di mata dunia.
“Hanya segelintir pemanjat Eropa yang pernah menembus Eternal Flame. Jika Merah Putih berkibar di sana, itu bukan hanya kemenangan IBEX, tapi kemenangan Indonesia,” pungkasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait