Artinya, deteksi dan penanganan dini jauh lebih efektif dibandingkan menunggu kondisi minus memburuk. Di sinilah pentingnya kesadaran orang tua untuk mengambil langkah sejak awal. Karena seperti kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati.
Kisah Fattan bukanlah satu-satunya. Di Indonesia, kasus miopi (mata minus) pada anak-anak terus meningkat, bahkan mulai muncul di usia yang sangat muda. Merespons fenomena ini, VIO Optical Clinic meluncurkan kampanye edukatif bertajuk “Permadani” (Periksa Mata dari Dini). Kampanye ini mengajak para orang tua untuk tidak menunggu anak menunjukkan gejala, tapi segera memeriksakan mata anak secara rutin.
“Semakin cepat kita mengenali risiko mata minus, semakin besar peluang untuk memperlambat atau bahkan menghentikan progresnya sebelum makin tinggi. Di usia anak-anak, mata masih berkembang, dan di sinilah intervensi terbaik bisa dilakukan,” ujar dr. Mia Nursalamah, Sp.M, spesialis mata dari VIO Optical Clinic cabang Bandung, dalam konferensi pers yang digelar Sabtu (19/7/2025).
Sebagai bagian dari gerakan ini, VIO juga memperkenalkan teknologi terbaru mereka: MyoCheck Prediction. Berbeda dengan alat periksa mata biasa, MyoCheck memungkinkan orang tua memprediksi potensi kenaikan minus anak hingga 10 tahun ke depan.
Dalam demonstrasi langsung, tim VIO menunjukkan bagaimana alat ini bekerja menganalisis data refraksi mata anak dan memetakan risiko progresi miopi. Dengan data tersebut, dokter dapat memberikan rekomendasi penanganan yang paling tepat—mulai dari terapi Ortho-K, penggunaan kacamata khusus, hingga pemantauan berkala.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait