“Di TGAA memang menampilkan ikon dari beberapa negara peserta KAA, mulai dari busana, adat, hingga makanan. Kehadiran Museum Lotus diharapkan memperkaya edukasi, terutama bagi pelajar, bahwa Bandung pernah menjadi tuan rumah diplomasi besar dunia,” kata Intania.
Museum Lotus menampilkan film pendek berdurasi tujuh menit yang diputar secara berkala di dalam ruang teater. Film tersebut memvisualisasikan kembali peristiwa KAA 1955 dengan narasi modern sehingga mudah dipahami lintas generasi.
Tidak hanya menonton film, pengunjung juga dapat menikmati fasilitas interaktif berbasis AI. Mulai dari AI generative painting, ruang tunggu dengan informasi sejarah digital, hingga berfoto bersama avatar tokoh KAA yang dihadirkan secara virtual.
Menurut Intania, keberadaan wahana ini bukan hanya sekadar hiburan, melainkan juga dorongan untuk meningkatkan minat literasi sejarah di kalangan masyarakat.
“Suguhan sejarah dengan teknologi AI ini pertama di Bandung, sekaligus menjadi kebanggaan baru bagi TGAA,” ujarnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait
