"Tidak seperti sekarang, dimasak jam 2 (malam), jam 4 dikemas, siang baru dimakan anak-anak dan itu mengandung makanan yang basi. Kalau melalui quality control yang baik, pengawasan yang baik, layak atau tidak, lebih baik jangan diberikan kalau tidak layak, jangan dipaksakan," terangnya.
Terkait keputusan apakah program ini akan dihentikan sementara atau dilanjutkan, Erwan menyatakan hal tersebut sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat. Dia menegaskan bahwa pemerintah daerah akan menghormati dan mendukung setiap keputusan yang diambil oleh pusat.
"Dihentikan atau dilanjutkan itu kewenangan pusat, saya menghormati keputusan pusat di daerah harus mendukung apapun dari pemerintah pusat," ungkapnya.
Erwan mengakui bahwa ada perbedaan kualitas dalam pelaksanaan program MBG di setiap daerah. Ia mencontohkan beberapa dapur MBG yang telah ia resmikan dan dinilainya sudah memenuhi standar kebersihan dan sanitasi yang baik. Namun, ia juga meminta agar dapur yang belum layak untuk dievaluasi secara ketat.
"Kita tinggal evaluasi saja, di beberapa daerah ada yang berjalan baik dan bagus. Saya beberapa kali meresmikan dapur MBG itu sangat bersih, bagus dan ada tempat sterilisasi. Kalau di beberapa daerah yang belum layak, harus betul-betul dievaluasi dengan baik, harus ada pengawasan yang ketat dari pemerintah daerah," jelasnya.
Lebih lanjut, Erwan mengusulkan agar setiap dapur memiliki sampel makanan dan melibatkan dokter gizi untuk memastikan kelayakan makanan sebelum didistribusikan. Ia juga menyarankan agar untuk sementara ini, makanan yang mudah basi dihindari.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait