Jazz Night Bandung: Nada Empati untuk Para Penyintas Autoimun Indonesia

Muhammad Rafki Razif
Jazz Night: A Tribute to Autoimmune Survivors in Indonesia” di LOT 69 eRKa, Bandung, Rabu (22/10) malam. Foto: Ist.

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Musik bukan hanya hiburan, tapi juga bahasa empati yang mampu menyentuh sisi terdalam manusia. Semangat inilah yang dihadirkan oleh Marisza Cardoba Foundation (MCF) dalam gelaran “Jazz Night: A Tribute to Autoimmune Survivors in Indonesia” di LOT 69 eRKa, Bandung, Rabu (22/10/2025) malam.

Di tengah gemerlap lampu dan denting nada jazz, malam itu menjadi ruang bagi harapan dan keberanian. Kolaborasi musisi The Jazz Traveller Rio Sidik (trumpet), Rudy Zulkarnain (bass), Agam Hamzah (gitar), Nadine (piano), dan Shayna (vokal) menyalurkan energi positif bagi para penyintas autoimun yang hadir.

Pendiri MCF sekaligus Autoimun.id, Marisza Cardoba, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Bulan Peduli Autoimun Nasional yang jatuh setiap September. 

“Kami ingin menggaungkan lagi bahwa autoimun itu nyata, ada di sekitar kita. Tidak perlu ditakuti, tapi juga tidak boleh dianggap sepele,” ujarnya.

Autoimun sendiri merupakan kondisi ketika sistem imun tubuh justru menyerang jaringan tubuh sendiri. Hingga kini, lebih dari 80 jenis penyakit autoimun telah teridentifikasi, mulai dari lupus, rheumatoid arthritis, hingga scleroderma. Menurut data, sekitar 5–10 persen penduduk Indonesia atau sekitar 12–25 juta orang diperkirakan mengidap penyakit autoimun.

Marisza mengungkapkan, kebanyakan penyintas autoimun adalah perempuan usia produktif yang sering kali kehilangan waktu berharga dalam hidupnya karena penyakit ini.

“Saya pun penyintas. Dulu hanya bisa beraktivitas 4–5 jam per hari. Tapi dengan pola hidup sehat dan pengobatan yang tepat, kini saya sudah remisi,” tutur Marisza dengan senyum penuh syukur.

Ia menambahkan, di Amerika Serikat, autoimun telah menempati posisi ketiga penyakit paling mematikan. Fakta itu menjadi alarm bagi Indonesia untuk lebih serius dalam memahami dan menangani penyakit autoimun, baik dari sisi medis maupun dukungan sosial.

Lewat Jazz Night, MCF tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi publik tentang pentingnya kesadaran terhadap penyakit ini. Musik menjadi jembatan antara pengetahuan dan rasa empati menyatukan penyintas, keluarga, dan masyarakat umum dalam satu ruang kebersamaan.

Di sela acara, Wali Kota Bandung M. Farhan turut menyampaikan apresiasinya atas inisiatif MCF. “Awalnya saya pikir ini sekadar acara jazz club, tapi ternyata isinya adalah orang-orang yang peduli dan fokus mengedukasi masyarakat. Saya sangat berbahagia,” ujarnya.

Farhan menegaskan, Pemkot Bandung akan memberikan dukungan moral dan kolaboratif bagi komunitas yang bergerak di bidang edukasi kesehatan publik. “Bagi para penyintas autoimun, kalian tidak sendiri. Tetaplah berjuang dan teruslah mengedukasi kami yang mungkin belum tahu banyak,” katanya memberi semangat.

Malam itu, lantunan musik jazz menjadi saksi perjuangan dan harapan. Di antara senyum dan tepuk tangan penonton, tersimpan pesan kuat: bahwa hidup, seberat apa pun ujian yang datang, tetap bisa dinyanyikan dalam nada yang penuh makna.

Editor : Rizal Fadillah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network