Selepas pendirian, ILS sudah menyiapkan sejumlah langkah praksis. Mulai dari mendirikan warung nasi berbasis bahan lokal terjangkau, membuat indeks Locavore se-Indonesia, hingga mendorong sertifikasi bagi pelaku usaha kuliner yang menggunakan bahan dari radius maksimal 120 kilometer.
Gerakan ini, kata Syarif, adalah bentuk sederhana dari nasionalisme yang bisa dilakukan siapa saja bahkan dari rumah.
“Ini bukan hanya soal makan, tapi tentang bagaimana kita mencintai tanah sendiri,” ujarnya.
Bagi Denny Chandra Iriana, keterlibatannya di ILS bukan soal popularitas, tapi soal kebersamaan dalam perubahan. “Kebersamaan ini pemikirannya bukan untuk diri sendiri, tapi untuk kemajuan bangsa,” ucapnya.
“Mulailah belanja lagi dari kios-kios. Dari situ, roda ekonomi lokal akan berputar,” Ajaknya.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait
