BANDUNG BARAT,iNews BandungRaya.id - Setelah sempat berhenti beroperasi, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pangauban Batujajar kembali beroperasi.
Hal ini setelah pemerintah pusat melalui Badan Gizi Nasional (BGN) kembali menyalurkan anggaran operasional senilai hampir Rp1 miliar, agar SPPG yang stop melayani Makan Bergizi Gratis (MBG) selama tiga pekan ini kembali produksi.
"Kami sempat tutup produksi selama tiga minggu dan baru tanggal 22 November kemarin kembali menyalurkan MBG," kata Owner SPPG Pangauban, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Hendrik Irawan saat ditemui, Selasa (2/12/2025).
Diketahui saldo rekening SPPG Pangauban senilai Rp1 miliar sempat raib akibat kecerobohan kepala SPPG. Awalnya saat itu hendak melakukan persetujuan transaksi melalui aplikasi BNI Direct, lalu sistem meminta penggantian kata sandi.
Tanpa curiga, Kepala SPPG berinisial CM memberikan informasi rekening yang bersifat rahasia kepada pihak yang mengaku sebagai petugas bank. Tanpa disadari itu adalah penipuan sehingga akhirnya uang direkening terkuras.
Alhasil imbas kejadian itu, sejak Senin (3/11/2025) SPPG yang berlokasi di Kampung Cibodas RT 02/08 Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, KBB ini berhenti produksi memasok MBG sebanyak 4.000 paket/harinya.
Berkaca dari pengalaman tersebut, Hendrik mengaku akan lebih hati-hati agar kejadian serupa tidak kembali terulang. Jangan sampai 4.000 paket MBG bagi siswa dan ibu hamil tidak terlayani, karena itu sangat berarti bagi mereka.
"Kasus kemarin jadi pelajaran dan jangan sampai terjadi lagi. Sekarang kami sudah operasi lagi, terima kasih kepada pemerintah, Presiden, BGN, yang memberikan mensupport," ucapnya.
Bersama Kepala SPPG yang baru, dirinya siap mengikuti dan taat kepada aturan pemerintah. Menjadi mitra yang baik, melayani kebutuhan siswa, menjalankan SOP penyajian agar jangan sampai terjadi keracunan makanan.
"Alhamdulillah kepala SPPG sekarang satu arah dan satu misi, untuk menyukseskan program MBG," kata dia.
Disinggung soal perkembangan kasusnya, ia mengaku telah dipanggil Kejaksaan Agung, BPK, dan sudah memberikan penjelasan ke pihak penyidik di Mabes Polri agar kasus tersebut cepat tuntas.
Pada kesempatan yang sama Kepala SPPG Pangauban, Ahmad Sopian (30) menyebutkan, akan mengikuti alur dan juknis dari manajemen dalam pengelolaan MBG. Targetnya ingin menjadikan SPPG Pangauban maju dan memberdayakan masyarakat sekitar.
"Semoga SPPG Pangauban bisa jadi dapur panutan se-Indonesia, karena standar pelayanan dan pengolahan di sini di atas rata-rata," tuturnya.
Sementara petugas ahli gizi SPPG Pangauban Fenni Yuliani (23) memastikan menu MBG yang diproses telah melalui tahapan pemeriksaan yang higienis.
Bukan hanya dari proses penyajiannya saja tapi, dari saat bahan baku datang, diolah, dan didistribusikan ditangani secara steril.
"Food safety di sini sangat diperhatian, dari mulai penyimpanan, pengolahan, penyajian, sampai distribusi diawasi ketat. Begitupun dengan SOP memasak persiapan dah dimulai dari jam 2, penggunaan air bersih, dan distribusi sudah dimulai dari jam 7 untuk siswa PAUD," pungkasnya. (*)
Editor : Rizki Maulana
Artikel Terkait
