3.400 Siswa di Delapan Sekolah 'Puasa' MBG, Owner SPPG Pangauban Minta Kebijakan BGN Untuk Buka Lagi
BANDUNG BARAT, iNews BandungRaya.id - Owner Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, ingin produksi lagi.
Pasalnya sejak tidak beroperasi imbas saldo rekening SPPG sebesar Rp1 miliar raib karena diduga terkena penipuan phishing, sejak Senin (3/11/2025) SPPG di Kampung Cibodas RT 02/08 Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, KBB ini berhenti produksi memasok Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Kami berharap secepatnya bisa kembali produksi melayani menu MBG. Lantaran banyak keluhan yang disampaikan ke saya baik dari pihak sekolah, orang tua, dan siswa dari delapan sekolah, yang minta dikirim MBG," kata Owner SPPG Pangauban, Batujajar, Hendrik Irawan saat ditemui wartawan, Rabu (5/11/2025).
Hendrik mengatakan, dirinya sempat "diteror" oleh anak sekolah dan guru, kapan bisa dibagikan lagi MBG. Namun jangankan produksi menu makanan, sampai saat ini sebanyak 53 pegawai masih dirumahkan imbas kasus tersebut.
Pihaknya meminta ada solusi dari Badan Gizi Nasional (BGN) hingga Presiden RI, Prabowo Subianto agar SPPG miliknya yang baru berjalan 10 hari, bisa kembali beroperasi.
Upaya memakai dana talangan pribadi agar SPPG-nya dapat beroperasi ternyata tidak dibolehkan oleh BGN.
"Harapannya dari BGN bisa mengcover atau memberikan dulu dana talangan, kesampingkan dulu masalah uang saldo yang hilang," imbuhnya.
Menurutnya, jika dihitung anggaran yang dibutuhkan untuk mengoperasikan SPPG miliknya bisa mencapai Rp70 juta per hari. Rinciannya Rp35 juta untuk membeli bahan baku dan sisanya untuk membayar pekerja.
"Minim-minimnya di Rp60 juta bisa produksi, itu buat memenuhi porsi MBG untuk 3.400 porsi. Kalau operasi 53 pegawai saya bisa kerja lagi, kasian mereka warga sini yang butuh pekerjaan," tandasnya.
Dirinya berharap SPPG miliknya yang telah dibangun dengan investasi Rp3,6 miliar bisa segera beroperasi kembali.
Sedangkan untuk kasus uang Rp1 miliar yang raib, ia sudah melaporkan kasus tersebut ke Bareskrim, namun belum ada tindaklanjut untuk penyelesaiannya.
"Sudah lapor ke Bareskrim, informasinya akan dilimpahkan ke Polda Jabar, cuma kapan-kapannya belum tahu," pungkasnya.
Disinggung mengenai kronologis kejadian saldo rekening SPPG senilai Rp1 miliar raib, Hendrik menyebutkan kejadian bermula ketika dirinya hendak melakukan persetujuan transaksi melalui aplikasi BNI Direct.
Kemudian sistem meminta penggantian kata sandi. Tanpa curiga, Kepala SPPG berinisial CM memberikan informasi rekening yang bersifat rahasia kepada pihak yang mengaku sebagai petugas bank. Tanpa disadari itu adalah penipuan sehingga akhirnya uang direkening terkuras. (*)
Editor : Rizki Maulana
Artikel Terkait
