BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bahagia dan berkesan bisa berpartisipasi dalam tarian kolosan Tari Merak Sadunya yang digelar di pelataran Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu (18/9).
Sebanyak 1.027 orang hadir dalam kegiatan yang dilakukan secara luring dan daring (online). Terlebih kegiatan ini dihadiri ribuan orang bukan hanya warga Jabar tapi juga ada perwakilan dari negara lain yang ikut serta secara online.
Kegiatan ini juga diinisiasi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar dengan gabungan pegiat kemanusiaan dan komunitas seni dan budaya yakni Rumpun Indonesia, Pusat Bina Tari Bandung, Sasikirana KoreoLab & Dance Camp, serta Jabar Masagi.
"Hari ini berbahagia kita merayakan tari merak yang sudah dinyatakan sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia, khususnya Tanah Sunda," kata Emil sapaannya.
Dia pun menitipkan agar para orang tua dan anak-anak bisa merawat warisan budaya yang luar biasa ini. Dengan raihan sebagai warisan dunia, ini menasbihkan bahwa Jawa Barat adalah provinsi yang juara dalam berbagai hal.
"Saya sangat bangga karena ini luar biasa. Ekonomi Jabar adalah juara, masyarakatnya juara, maka Jabar disebut juara lahir batin," ujar Emil.
Sementara itu, Kepala Disparbud Jabar, Benny Bachtiar mengatakan, tema 'Merak Sadunya' adalah simbol menjaga kerukunan dan membangun penghargaan terhadap keberagaman saudara sebangsa setanah air dengan merawat semangat gotong royong.
"Selain itu, kegiatan ini bagian dari sosialisasi dan promosi bahawa budaya sunda itu indah," ungkapnya.
Selanjutnya, Pemerhati Budaya dari Rumpun Indonesia Marintan Sirait menuturkan, kegiatan ini bermaksud untuk mengajak perempuan lintas disiplin, lintas wilayah dengan beragam latar belakang, untuk menari bersama dengan narasi yang menunjukkan semangat persatuan, upaya pemajuan kebudayaan, dan membangun toleransi.
Marintan menambahkan, Tari Merak merupakan simbol tepat yang merepresentasi kepedulian perempuan terhadap lingkungan, membangun semangat gotong royong bagi perempuan yang masih memiliki keterbatasan bersuara, dan dukungan terhadap gerakan inklusivisme.
"Melalui kerja sama lintas komunitas ini, kami meyakini bahwa pendekatan seni mampu membuka ruang ekspresi juga sekaligus menjadi jembatan untuk berpikir secara kritis mengenai persoalan sosial yang berkembang di tanah air dan dunia," pungkasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya