Logo Network
Network

Miris! Jumlah Kasus Bullying di Sekolah Masih Tinggi, Terbaru Timpa ABK di Cirebon

Pramoedya
.
Kamis, 22 September 2022 | 08:48 WIB
Miris! Jumlah Kasus Bullying di Sekolah Masih Tinggi, Terbaru Timpa ABK di Cirebon
Publik Dibuat Geram Oleh Siswa SMA Saat Aniaya Siswa SLB di Cirebon, Ini Kata kades

BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA - Belum hilang di ingatan kasus perundungan atau bullying di Tasikmalaya, kini sudah kembali terjadi di Jawa Barat. Kasus bullying yang menimpa anak berkebutuhan khusus (ABK) kali ini terjadi di Kabupaten Cirebon.

Kasus bullying ini menjadi buah bibir seantero negeri usai viral di media sosial Twitter. Video berdurasi 24 detik itu memperlihatkan adegan bullying yang dilakukan siswa menengah atas (SMA).

Jika ditilik lebih dalam, dalam video terlihat remaja yang masih menggunakan seragam SMA menghisap rokok sambil menginjak bagian punggung dan bahu sang ABK.

Merujuk data yang dibagikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kamis (22/9/2022), kasus bullying di Indonesia jumlahnya relatif cukup tinggi hingga puluhan.

Berdasarkan klaster pendidikan, anak korban kekerasan di sekolah (bullying), jumlahnya adalah 122 kasus (2016), 129 kasus (2017), 107 kasus (2018), 46 kasus (2019), dan 76 kasus (2020).

Sedangkan anak yang jadi pelaku bullying di sekolah yaitu 131 kasus (2016), 116 kasus (2017), 127 kasus (2018), 51 kasus (2019), dan 12 kasus (2020).

Bila disandarkan terhadap korban bullying, tak dipungkiri jumlahnya masih puluhan. Walaupun jika secara grafik, pada 2019 dan 2020 terjadi penurunan.

Begitu juga yang menjadi pelaku, angka kasus pada 2020 jumlahnya hanya belasan. Saat itu, pandemi Covid-19 mulai melanda negeri sejak Maret 2020.

Akibatnya anak sekolah menjadi salah satu komponen yang terdampak dan harus belajar dari rumah.

Sayangnya, KPAI tak menyajikan rincian kasus lebih rinci pada 2021.

Salah satu yang ikut bersuara bullying terhadap ABK di Kabupaten Cirebon adalah Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.

Menurut Emil, sapaan akrabnya, kasus bullying tidak boleh lagi terjadi di lingkungan manapun. Apalagi perlakuan bullying dilakukan terhadap ABK.

"Tidak boleh. Apalagi kepada kaum disabilitas, yang harus lebih kita pahami dan sayangi. Setiap kita adalah unik dalam eksistensi hidupnya," cuit Emil, Rabu (21/9/2022).

Editor : Zhafran Pramoedya

Follow Berita iNews Bandungraya di Google News

Bagikan Artikel Ini