Wapres menyebut berdasarkan survei terhadap 146 negara pada 2021, Indonesia masuk dalam peringkat ketujuh sebagai negara paling religius. Selain itu sekitar 87 persen penduduk Indonesia adalah beragama Islam. Oleh karena itu peran tokoh agama, pimpinan ormas Islam, penyuluh agama, Da’i, dan Da’iyah sangat strategis dalam mengedukasi masyarakat melalui pendekatan keagamaan mengenai dampak negatif stunting.
“Saudara-saudara adalah penyampai nilai-nilai dan pesan keamagaam di masyarakat sekaligus sebagai sumber ilmu, pendidik juga, penggerak juga, dan teladan bagi umat,” ucapnya.
Wapres pun bercerita saat dirinya membuka Kongres Mujahid Digital yang diselenggarakan oleh MUI beberapa waktu lalu. Wapres mengatakan, dalam Islam, Jihat bisa dilakukan dengan berbagai cara termasuk oleh ulama untuk menyampaikan sesuatu yang bermanfaat. Oleh karena itu peran Da’i, Da’iyah, penyuluh agama sangat vital karena hadir langsung di tengah-tengah masyarakat melalui ceramah, kotbah, tausiah yang menjadi media pendidikan efektif untuk meneruskan pesan-pesan kebaikan kepada umat, termasuk edukasi bahaya stunting dan cara mencegahnya.
Upaya percepatan penurunan stunting, kata Wapres, juga sejalan dengan apa yang diajarkan oleh Islam. Dalam Al-Qur’an Wapres menyebut bahwa sangat merugi jika dalam suatu peradaban meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka, yang tidak sejahtera.
“Oleh karena itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah SWT dan berbicara dengan tutur kata yang lurus. Yang lemah itu dalam arti yang sangat luas yaitu kesehatan yang lemah, pendidikan lemah, ekonomi lemah, dan stunting itu akan berdampak bukan hanya kesehatan tapi juga kepada ekonomi, pendidikannya tidak baik, itu stunting menjadi sumber malapetaka yang kalau kita tidak atasi,” jelas Wapres Ma’ruf.
Editor : Ude D Gunadi