"Setiap tahun lulusan kami selalu tersalurkan dan dapat bekerja di Jepang, Korea, Taiwan. Yang berangkat itu tiap tahunnya ada 20 sampai 30 orang. Jika keseluruhan, alumni kami sudah ratusan yang bekerja di luar negeri," katanya.
Anton mengatakan, hal itu merupakan bukti bahwa sekolah menengah kejuruan bisa melahirkan generasi yang berkualitas. Sehingga tidak semestinya lulusan SMK jadi penyumbang tertinggi pengangguran di Indonesia.
Sebab, SMK ini memiliki keunggulan dimana anak diberikan keterampilan yang siap untuk bekerja. Tak hanya itu, melalui Teaching Factory (TEFA) siswa/i pun diperkenalkan dengan situasi dan kondisi industri yang sebenarnya.
"Peluang setiap sekolah menengah kejuruan sebetulnya banyak, apalagi sekarang Pemerintah khusunya di Jawa Barat telah mencanangkan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) untuk Pendidikan di SMK," jelasnya.
Di SMKN 2 Kota Tasikmalaya saja, kata Anton, ada beberapa core bisnis yang dihasilkan dari produk-produk jurusan.
Editor : Rizal Fadillah