Menurut Euis, proses pemulihan anaknya diprediksi masih panjang. Kemungkinan rupiah yang harus dikeluarkan bisa saja melebihi angka Rp100 juta, mengingat hal itu belum termasuk obat dan pasca pemulihan.
Oleh karena itu, Euis ingin kasus ini menjadi contoh bagi orang tua dan pelajar di Sukabumi pada umumnya. Lebih jauh ada efek jera yang bukan saja diterima oleh pelaku, melainkan oleh pelajar yang ingin berbuat serupa untuk berpikir dua kali.
"Kalau pelaku tiba-tiba bebas, saya nggak bisa jamin keselamatan anak saya. Saya nggak mau ada pertumpahan darah lagi," ucap tenaga pendidik yang mengajar di salat satu SMK di Sukaraja, Kabupaten Sukabumi ini.
Apabila pelaku sudah mempertangungjawabkan segala perbuatannya, Euis berharap ini bisa menjadi pelajaran untuk rekan-rekannya dan seluruh pelajar di Sukabumi.
Sikap yang diambil ini, kata Euis, bukan merupakan balas dendam.
"Berharap Sukabumi tidak ada lagi seperti ini. Saya bukan hanya berbicara sebagai orang tua, tetapi sebagai guru juga," ucap Euis.
Editor : Zhafran Pramoedya