Bagi Uu, Chikbul yang saat ini ramai diperbincangkan menunjukan bahan baku pembuatannya berkualitas rendah. Berbeda dengan produk makaroni Dua Saudara yang aman dikonsumsi semua kalangan.
"Kalau Chikbul kan kita tahu sendiri bahan bakunya juga seperti itu. Kalau makanan seperti (makaroni) ini jelas higienis, bersih, dan juga tidak menjadikan madharat bagi pemakannya, termasuk anak-anak juga aman mengkonsumsi," jelas Uu.
"Makanya daripada makanan yang aneh-aneh, tolong orang tua memilih makanan yang umum yang ada di pasaran," imbaunya.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) menetapkan kasus Chikbul dengan status darurat medis sejalan dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan pengawasan terhadap kasus Chikbul pun ditingkatkan.
Ini seiring kasus keracunan jajanan bernama Ice Smoke ini di Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Bekasi. Plt. Kepala Dinkes Jabar, Nina Susana mengklarifikasi, di Kabupaten Tasikmlaya ada 24 anak mengonsumsi Chikbul pada periode yang sama, tujuh anak bergejala.
Enam anak sudah diobservasi puskesmas dan sudah pulang kembali ke rumah. Sedangkan satu anak sempat dirawat di RS SMC Tasik tapi juga sudah pulang ke rumah.
Editor : Zhafran Pramoedya